Mahasiswa Luwu Raya Kecam Penangkapan Panglima GAM di Makassar




PALOPO - Mahasisa Luwu Raya mengecam keras penangkapan dan penahanan terhadap seorang mahasiswa bernama Muh.Ilyas yang merupakan panglima Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) yang dinilai syarat dengan tindakan kriminalisasi tuntutan rakyat serta pembungkaman demokrasi terhadap mahasiswa.

Rudi Curiting, seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Palopo mengatakan, penangkapan Muh Ilyas Alias Jonhy panglima GAM itu adalah buntut aksi penolakan kenaikan iuran BPJS yang melakukan unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan beberapa bulan lalu.

"Bagaimana tidak, mahasiswa yang jelas meneriakan suara lantangnya menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan namun kini justru mendekam di balik jeruji besi Polrestabes Makassar," kata Rudi Curiting melalui rilisnya, Jumat (31/01/2020).

Menurutnya tidak dewasanya pemerintah Pemprov Sulawesi Selatan dalam menyikapi aksi yang dilakukan mahasiswa dan sikap ambisius yang di tunjukkan oleh Polrestabes Makassar, menandakan matinya  demokrasi di negeri ini khususnya kota makassar.

"Ketika aksi yang di lakukan oleh mahasiswa apa lagi membawah tuntutan rakyat yang berkepentingan untuk masyarakat luas, dan mencoba menyalahkan alaram Demokrasi di negeri ini justru di penjarakan tak ubahnya seperti sistem Orde Baru, kebebasan itu masih dibungkam dengan salah satu indikator ditangkapnya panglima GAM," ujar Rudi.

Rudi Curiting dan beberapa perwakilan mahasiswa Luwu Raya  menegaskan, akan melakukan aksi besar-besaran sebagai bentuk kecaman terhadap Kepolisian Wilayah Polda Sulawesi Selatan dan terkhususnya di Kota Makassar yang tidak propesional dalam menjalankan amanah Polri atas dasar perintah Undang-undang.

"Dalam unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam front mahasiswa makassar menggugat tersebut di awali dengan pelemparan batu entah dari mana arahnya yang mengakibatkan kepala salah satu pengunjuk rasa terluka berat dengan 9 jahitan di kepala sehingga memicu amarah mahasiswa, unjuk rasa lanjutan yang di lakukan mahasiswa  sedikit menegangkan yang mengakibatkan kantor pagar gubernur Sulsel roboh. Itupun gerakan amarah mahasiswa dibiarkan begitu saja tanpa pihak kepolisian melakukan pengamanan di tengah-tengah pengrusakan ataupun melakukan langkah-langkah negosiasi," ucap Rudi..

Previous Post Next Post