Ibu Hamil Korban Terdampak Longsor di Luwu Kini Melahirkan, Kapolres Palopo Beri Nama “Putra Wicaksana Laghawa”

 


LUWU - Herlina (35) ibu hamil warga Desa Pangi, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, yang sempat ditandu warga bersama aparat kepolisian Polres Palopo menuju ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Batara Guru, Kecamatan Belopa untuk menjalani perawatan medis kini melahirkan dengan selamat.

 

Herlina merupakan korban terdampak longsor dan desanya terisolasi selama 17 hari, beruntung aparat Kepolisian Polres Palopo dengan menggunakan kendaraan sepeda motor jenis trail dan membawa alat berat berhasil menyalurkan logistik dan membuka jalan.

 

Kelahiran putra Herlina di RSUD Batara Guru pada menjadi momen membahagiakan penuh haru bagi keluarganya, pasalnya dengan susah payah di atas tandu melewati jalan longsor dan berhutan, kelahiran putranya membuatnya meminta Kapolres Palopo AKBP Safi'i Nafsikin  untuk memberikan nama sebagai ungkapan apresiasi.

 

“Alhamdulillah kelahiran putra saya atas doa dan bantuan semuanya yang telah membantu saya, terutama bapak Kapolres Palopo yang sudah mendatangi desa kami dan membawa alat berat sehingga bisa terbuka, untuk itu saya meminta untuk memberikan nama kepada putra saya,” kata Herlina, Kamis (23/5/2024).

 

Permintaan Herlina  disambut baik Kapolres Palopo dan memberikan nama yakni Putra Wicaksana Laghawa.

 

“Wicaksana Laghawa sendiri memiliki arti bijaksana dalam melaksanakan tugas Kepolisian, pemberian nama tersebut merupakan permintaan dari Ibu Herlina,” ucap Kapolres Palopo, Safi’i Nafsikin.

 

Sebelumnya diberitakan seorang ibu hamil bernama Herlina, warga Desa Pangi yang akan melahirkan dan harus menjalani perawatan medis terpaksa ditandu menuju ke jalan untuk kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru Belopa, Kabupaten Luwu.

 

Longsor yang melanda 12 desa di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/5/2024) lalu, hingga hari ke-18 ini sejumlah desa masih terisolasi, termasuk Desa Pangi.

 

Untuk menuju Desa Pangi, hanya bisa melalui jalur utara melewati Kecamatan Bua Ponrang (Bupon). Sejauh ini hanya motor trail yang bisa melewati medan berat menuju Desa Pangi.

 

“Kami bersama warga membantu mengevakuasi seorang ibu yang akan melahirkan menggunakan tandu, ini lantaran akses jalan yang tidak memadai dan masih dalam proses pengerjaan menggunakan alat berat yang kami turunkan,” tutur AKBP Safi’i Nafsikin, Kapolres Palopo saat dikonfirmasi, Minggu (19/5/2024) malam.

 

Safi'i mengatakan, beberapa desa di Kecamatan Latimojong masih menjadi tujuan penyaluran bantuan dari Polres Palopo.

 

“Beberapa desa di Kecamatan Latimojong masih menjadi tujuan personel kami Polres Palopo untuk menyalurkan bantuan, mengingat wilayah tersebut masih terisolasi akibat dampak dari Longsor yang terjadi,” jelas Safi’i Nafsikin.

 

Kepala Desa Pangi, Muchtar mengatakan, ibu hamil tersebut ditandu menuju mobil yang akan mengantarnya ke RSUD Belopa.

 

“Ibu hamil tersebut ditandu ke jalan yang sedang dikerjakam saat ini. Di sana ada mobil dari Polres Palopo untuk mengantar ke RSUD Belopa,” tambah Muchtar.  

 

Muchtar bilang, kondisi logistik yang disalurkan lewat Helikopter di Desa Pangi masih ada tapi sudah mulai menipis. Menurutnya, beruntung tim Bhayangkara Trail Polres Palopo menerima laporan dan langsung mendatangi desa tersebut.

 

“Kami sangat berterimakasih kepada Kapolres Palopo bersama Bhayangkara Trail, dengan kepeduliannya terjun langsung menyalurkan bantuan sekaligus meninjau langsung titik longsor dan juga memperhatikan masyarakat kami di Desa Pangi dengan menurunkan Alat Berat Excavator untuk membuka akses jalan yang tertimbun longsor,” terang Muchtar.

 

Bantuan Polres 

 

Untuk memenuhi kebutuhan hidup warga, Polres Palopo menyalurkan logistik berupa bahan makanan, alat tidur, perlengkapan bayi dan alat penerang ke desa tersebut.

 

“Karena kami Polres Palopo merupakan wilayah penyangga dan dari awal sudah kami bantu, namun masih ada lokasi yang masih terdampak longsor dan susah diakses yakni Desa Pangi, kami salurkan bahan makanan untuk warga,” kata Safi’i.

 

Selain menyalurkan bahan makanan pihaknya juga membawa alat berat berupa ekscavator ke lokasi untuk membuka jalur dan membersihkan area longsor.

 

“Semoga pengerjaan menggunakan alat berat ini bisa secepatnya selesai agar akses warga terbuka, karena selama terjadi longsor warga sebagian tinggal di dalam desa sebagian mengungsi di Desa Malenggang, Kecamatan Bupon dan jaraknya cukup jauh sekitar 8 kilometer,” ucap Safi’i Nafsikin.

 

 

 

BPBD Kabupaten Luwu mencatat jumlah korban dampak dari bencana alam banjir dan longsor di Luwu yang terjadi sejak Jumat (3/5/2024) yakni 107.614 jiwa.

 

“14 orang meninggal dunia yaitu 8 orang akibat longsor di Kecamatan Latimojong, 4 orang meninggal terbawa arus banjir di Kecamatan Suli Barat, 1 orang terseret arus di Kecamatan Suli dan 1 orang akibat longsor di Kecamatan Bua Ponrang, sementara jumlah pengungsi korban banjir dan longsor sebanyak 2.076 jiwa, 60 jiwa dirawat inap, 2.933 jiwa rawat jalan,” jelas Aminuddin.

 

Previous Post Next Post