Pamsimas Diresmikan Bupati, 687 Jiwa di Desa Terpencil Seko Kini Nikmati Air Bersih


LUWU UTARA
— Sebanyak 687 jiwa dari 191 Kepala Keluarga (KK) di Desa Hono, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, kini menikmati air bersih berkat program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat).

Rasa syukur dan terima kasih dari masyarakat disampaikan langsung oleh Kepala Desa Hono, Ilham saat memberikan laporan di hadapan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani yang hadir meresmikan Pamsimas tersebut, Sabtu (25/9) lalu.

Ilham melaporkan, dana yang digunakan dalam kegiatan ini bersumber dari APBD berjumlah Rp.250.026.000 dengan rincian kegiatan pengadaan perpipaan dan aksesoris, pengadaan pembangunan bak penampung, pengadaan keran umum, dan sarana cuci tangan di sekolah dan masyarakat untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Ada juga dana in-kind upah dan tenaga penggalian pemasangan pipa, serta swadaya in-cash, sehingga total dana yang digunakan dalam pembangunan tahun anggaran 2020 ini sekira Rp.307.180.000. Kesyukuran kami juga selaku masyarakat Hono selain karena Pamsimas ini, kami juga terima kasih kepada Pemda karena mengucurkan anggaran untuk pembangunan air bersih mulai tahun 2019, pamsimas 2020, dan tahun 2021 ini kami mendapatkan pembangunan perpipaan air bersih khusus di Dusun Bana,” terang Ilham.

Sementara itu Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani yang melakukan uji fungsi sarana air bersih berpesan agar masyarakat dapat menjaga fasilitas tersebut.

“Progam Pamsimas ini salah satu dari sekian banyak komitmen pemerintah mewujudkan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Bukan hanya layak, tetapi juga aman dan sehat untuk dikonsumsi. Air yang layak dikonsumsi itu harus memenuhi tiga syarat yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Untuk itu tolong dipelihara dengan baik,” tutur Indah.

Program tersebut, lanjut Indah, juga menjadi bagian untuk mewujudkan komitmen 100-0-100 SDGs (Suistainable Development Goals) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yakni 100% akses layak air minum, pengurangan kawasan kumuh menjadi 0 persen, dan pemenuhan 100 persen akses sanitasi.

“Olehnya itu, saya meminta kepala desa agar 100% pembangunan sarana ODF (Open Defecation Free) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan dapat difungsikan, tidak hanya sekadar dibangun,” pinta Indah yang hadir didampingi Camat Seko, Akbal Ali bersama perangkat daerah teknis terkait. (Rn)


Previous Post Next Post