Suasana Haru Iringi Kedatangan Jenazah Pebalap Awhin Sanjaya di Palopo


PALOPO – Suasana duka menyelimuti warga di Kelurahan Ponjalae, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, saat jenazah pebalap asal Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Awhin Sanjaya (27) tiba di rumah duka, Senin (15/12/2025) malam, sekitar pukul 23.03 Wita. Kedatangan almarhum disambut isak tangis keluarga, kerabat, serta rekan-rekan sesama pebalap yang telah menunggu sejak sore.

 

Jenazah Awhin diantar menggunakan ambulans dari Kota Makassar menuju Kota Palopo, disertai iring-iringan kendaraan roda dua. Sejumlah komunitas balap ikut mengawal perjalanan panjang tersebut sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada sosok yang dikenal aktif di berbagai kejuaraan balap motor di Sulawesi Selatan.

 

Setibanya di rumah duka, suasana haru tak terbendung. Tangis keluarga pecah saat jenazah diturunkan dari ambulans dan diangkat masuk ke dalam rumah oleh keluarga dekat, sahabat, serta rekan komunitas balap. Beberapa pelayat terlihat saling berpelukan, mencoba menguatkan satu sama lain di tengah suasana duka yang mendalam.

 

Rumah duka yang berada di kawasan padat penduduk itu langsung dipenuhi warga. Sejumlah berdiri menyaksikan kedatangan jenazah di halaman dan di dalam rumah, sementara karangan bunga ucapan duka cita tampak terpasang di sekitar lokasi. Lampu-lampu rumah warga sekitar tetap menyala hingga larut malam, menandai banyaknya pelayat yang datang silih berganti.

 

Lurah Ponjalae, Gerhani Djafar, menyatakan almarhum merupakan warga yang tercatat secara administratif di kelurahannya. Ia turut menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian salah satu warganya yang dikenal luas di dunia balap.

 

“Jadi, warga kami atas nama Awhin Sanjaya ini memang benar tercatat sebagai warga Kelurahan Ponjalae, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo,” kata Gerhani saat ditemui di rumah duka, Selasa (16/12/2025) dini hari.

 

Menurut Gerhani, aktivitas almarhum sebagai atlet balap membuatnya lebih sering berada di luar daerah. Meski demikian, Palopo tetap menjadi tempat tinggal bersama keluarga kecilnya.

 

“Kalau kesehariannya, yang kami pahami, almarhum memang seorang atlet balap. Jadi di Palopo ini beliau jarang menetap lama karena lebih sering keluar daerah untuk mengikuti kejuaraan,” ucapnya.

 

Di Palopo, lanjut Gerhani, Awhin tinggal bersama istrinya dan seorang anak yang usianya masih sangat belia. Kondisi ini menambah rasa duka mendalam yang dirasakan keluarga.

 

“Di sini almarhum tinggal bersama istrinya dan seorang anak yang sekarang masih berusia sekitar 11 bulan. Tentu ini menjadi pukulan berat bagi keluarga yang ditinggalkan,” ujar Gerhani.

 

Setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah Awhin kemudian dibawa untuk dishalatkan di Masjid Nur Assalam yang berada tepat di depan rumahnya. Ratusan pelayat memadati masjid, mulai dari warga sekitar, keluarga besar, hingga rekan-rekan pebalap dari berbagai daerah.

 

Suasana shalat jenazah berlangsung khidmat. Beberapa rekan almarhum tampak menundukkan kepala, sebagian tak kuasa menahan air mata saat doa dipanjatkan. Seusai dishalatkan, keluarga memutuskan agar jenazah tidak dimakamkan di Palopo.

 

“Setelah dishalatkan di masjid depan rumahnya, insya Allah jenazah  diantar ke kampung halaman almarhum di Balebo, Masamba, Kabupaten Luwu Utara,” tutur Gerhani.

 

Prosesi pemberangkatan jenazah ke Masamba dilakukan tidak lama setelah shalat jenazah. Iring-iringan kendaraan kembali mengawal perjalanan almarhum menuju rumah orang tuanya.

Awhin Sanjaya dikenal sebagai pebalap muda yang aktif mengikuti berbagai kejuaraan balap motor, baik di tingkat asia, nasional, regional maupun daerah. Kepergiannya di usia 27 tahun meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi komunitas balap di Sulawesi Selatan.

 

Almarhum meninggalkan seorang istri, Adinda Ardasari Anwar, serta seorang anak laki-laki bernama Muhammad Yusuf Arkahfi Sanjaya, yang kini harus tumbuh tanpa sosok ayah. Bagi keluarga dan rekan-rekannya, Awhin dikenang sebagai sosok pekerja keras yang menekuni dunia balap dengan penuh dedikasi.


Awhin Sanjaya merupakan salah satu pebalap Sulawesi Selatan yang berhasil menembus level internasional. Puncak kariernya tercatat di ajang Asia Road Racing Championship (ARRC), kejuaraan balap motor paling bergengsi di Asia.

 

Prestasi tertingginya diraih pada ARRC 2019, saat Awhin menempati posisi runner-up kelas Asia Production 250 (AP250). Sejak 2017, ia secara konsisten berkompetisi di ajang tersebut dan dikenal memiliki kemampuan adaptasi tinggi terhadap berbagai karakter sirkuit di negara-negara Asia.

 

Di tingkat nasional, Awhin juga mencatat prestasi gemilang. Ia berhasil mempersembahkan medali emas PON Papua 2021 bagi kontingen Sulawesi Selatan. Selain itu, Awhin pernah menjadi juara Motorprix kelas MP2 pada 2016, salah satu kompetisi road race paling bergengsi di Indonesia.

 

Dalam balapan terakhirnya, Awhin membela tim SWR Tuan Muda Catam Solid R22 Racetech BKRT Chans Racing di Grand Final SCP 2025.

 

Nomor motor 198 yang selalu digunakan Awhin bukan sekadar angka, melainkan simbol tanggal kelahirannya. Nomor tersebut menjadi identitas yang melekat kuat sepanjang perjalanan kariernya di dunia balap.

 

Di luar lintasan, Awhin dikenal sebagai sosok ayah dari satu orang anak laki-laki. Meski kariernya terhenti di usia muda, semangat juang dan prestasi Awhin Sanjaya akan terus dikenang oleh komunitas balap motor Indonesia.

 

Sebelumnya diberitakan Pebalap asal Sulawesi Selatan, Awhin Sanjaya, diduga mengalami benturan keras di kepala yang mengakibatkan pendarahan akibat kecelakaan dalam Grand Final Sumatera Cup Prix 2025 di Zabaq National Sirquit, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi.

 

Awhin dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan pertolongan medis.  Polres Tanjung Jabung Timur telah membuka penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.

 

"Kejadian itu benar terjadi saat final balap motor di sirkuit Zabag pada event Sumatera Cup Prix 2025," kata Kapolres Tanjungjabung Timur AKBP Wijaksono pada Minggu (14/12/2025).

 

Panitia lomba membawa korban ke Rumah Sakit Umum Abdul Manap di Kota Jambi. Jenazah korban akan diberangkatkan ke daerah asalnya, Masamba, Sulawesi Selatan.

Previous Post Next Post