RSUD Sawerigading Palopo Kembangkan SIPAKALEBBI Digital, Perkuat Pengelolaan Aset dan Layanan Berbasis Teknologi


 

PALOPO – Di tengah meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan yang cepat dan akurat, Rumah sakit umum daerah (RSUD) Sawerigading Kota Palopo, Sulawesi Selatan, memperkenalkan sebuah inovasi yang mengubah cara rumah sakit mengelola aset dan persediaan. Inovasi itu bernama SIPAKALEBBI Digital, sebuah sistem integrasi yang memadukan teknologi, transparansi, dan efisiensi dalam satu platform.


Sistem ini lahir dari ide Ceria Amaliya, Kepala Bagian Administrasi dan Kepegawaian RSUD Sawerigading, yang melihat secara langsung bagaimana pencatatan manual sering menimbulkan persoalan. Mulai dari keterlambatan laporan stok, potensi selisih persediaan, hingga kesulitan pimpinan melakukan monitoring.


“Selama bertahun-tahun, kami masih mengandalkan cara-cara manual. Padahal kebutuhan pelayanan semakin komplek. Dari situ muncul keinginan untuk membangun sistem yang benar-benar terintegrasi,” kata Ceria, saat dikonfirmasi, Senin (1/12/2025).


Lanjut Ceria, Ide tersebut kemudian dikembangkan bersama Tim IT RSUD Sawerigading, hingga lahirlah SIPAKALEBBI Digital, sebuah langkah besar menuju transformasi layanan rumah sakit berbasis teknologi.


RSUD Sawerigading Palopo, terus memperkuat langkah transformasi digital melalui pengembangan SIPAKALEBBI Digital (Sistem Integrasi Pengelolaan Aset dan Persediaan Rumah Sakit yang Kolaboratif, Akuntabel, Efisien, dan Berbasis Digital). Sistem ini dirancang untuk menyederhanakan pengelolaan aset serta persediaan medis, sekaligus memastikan akurasi data dan distribusi barang yang lebih cepat.


“Digitalisasi menjadi kebutuhan mendesak. SIPAKALEBBI Digital kami kembangkan untuk menjawab tantangan operasional dan memastikan setiap layanan didukung oleh data yang akurat,” ucapnya.


Ceria menjelaskan, sistem ini disusun dengan sejumlah tujuan strategis, mulai dari peningkatan ketertiban administrasi hingga percepatan layanan. Beberapa diantaranya meliputi:

Mewujudkan tata kelola aset dan persediaan yang tertib, cepat, dan transparan.

Menyediakan informasi ketersediaan obat, alat kesehatan, dan barang penunjang lainnya secara real-time.

Mempercepat proses permintaan, distribusi, hingga pelaporan barang antarunit.

Memperkuat koordinasi lintas unit di rumah sakit maupun dengan perangkat daerah terkait.

Mendorong budaya kerja berbasis digital di seluruh tingkatan organisasi.


“Dengan sistem ini, pimpinan bisa melakukan monitoring langsung tanpa harus menunggu laporan manual. Semua data tersedia kapan saja,” ujarnya.

 

Inovasi yang Mengubah Cara Kerja

SIPAKALEBBI Digital bukan sekadar aplikasi pencatatan. Di dalamnya terdapat rangkaian inovasi yang mengubah pola kerja pegawai dalam mengelola aset dan persediaan.


Salah satu fitur utamanya adalah dashboard monitoring real-time. Melalui tampilan visual berupa grafik dan indikator warna, setiap unit dapat mengetahui kondisi stok dengan cepat, mana barang yang hampir habis, mana yang aman, hingga mana yang berlebih.


Ceria menceritakan bagaimana fitur ini langsung memengaruhi cara unit-unit bekerja.

“Dulu, petugas harus menunggu laporan atau mengecek ke gudang. Sekarang mereka bisa melihat sendiri dari komputer atau ponsel. Ini memotong waktu kerja secara signifikan,” tuturnya.


Inovasi lain yang tidak kalah penting adalah notifikasi otomatis. Sistem ini mengirimkan pemberitahuan ketika stok mencapai batas minimum atau ketika permintaan barang sudah disetujui. Proses distribusi pun berjalan lebih cepat dan tidak lagi mengandalkan komunikasi manual.


Selain itu, SIPAKALEBBI Digital dilengkapi jejak audit digital (digital audit trail) yang merekam setiap aktivitas pengguna. Mulai dari permintaan barang, persetujuan, hingga distribusi. Fitur ini menjadi penopang akuntabilitas, memastikan setiap langkah dapat ditelusuri,” jelasnya.

 

Dampak bagi Efisiensi dan Pelayanan Publik

Dengan hadirnya SIPAKALEBBI Digital, RSUD Sawerigading menargetkan peningkatan signifikan pada efisiensi kerja dan kualitas pelayanan publik. Manfaat yang diharapkan antara lain:

Penghematan waktu dan percepatan alur distribusi barang.

Akurasi data persediaan yang lebih baik sehingga kesalahan pencatatan dapat ditekan.

Pengawasan yang lebih mudah bagi pimpinan rumah sakit.

Minimnya risiko keterlambatan distribusi maupun selisih stok.

Keputusan berbasis data yang lebih cepat dan tepat.


Menurut Ceria, digitalisasi ini sekaligus menjadi langkah membangun kultur kerja baru yang lebih profesional dan responsif.


“Kami ingin rumah sakit bergerak menuju layanan modern yang terintegrasi. Pemanfaatan teknologi ini pada akhirnya bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” harapnya.


Ceria menegaskan bahwa SIPAKALEBBI Digital akan terus diperbarui seiring kebutuhan operasional dan perkembangan teknologi.


RSUD Sawerigading menargetkan sistem ini menjadi pondasi utama tata kelola aset dan persediaan yang lebih akuntabel di masa mendatang,” imbuhnya.

Previous Post Next Post