Banyak Begadang bagi Perempuan Bikin Lambat Menikah ?



Anggapan bahwa perempuan yang sering begadang akan lebih lambat menikah masih kerap terdengar di tengah masyarakat. Narasi ini biasanya muncul dari cara pandang tradisional yang mengaitkan pola hidup perempuan dengan kesiapan berumah tangga. Namun, jika ditelaah lebih jauh, anggapan tersebut lebih banyak bersandar pada mitos sosial ketimbang fakta ilmiah.


Begadang memang dapat berdampak pada kesehatan, seperti kelelahan, gangguan hormon, hingga menurunnya kualitas tidur. Dampak ini bersifat umum dan bisa dialami siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki. Akan tetapi, tidak ada bukti medis maupun psikologis yang menunjukkan bahwa kebiasaan begadang secara langsung menyebabkan perempuan menjadi sulit mendapatkan pasangan atau terlambat menikah.


Dalam banyak kasus, kebiasaan begadang justru berkaitan dengan tuntutan aktivitas dan pilihan hidup. Perempuan yang bekerja di sektor tertentu, menempuh pendidikan tinggi, atau aktif dalam berbagai kegiatan sering kali memiliki jam aktivitas yang panjang hingga malam hari. Kondisi ini kerap disalahartikan sebagai penyebab lambat menikah, padahal faktor utamanya adalah prioritas hidup, kesibukan, serta ruang sosial yang lebih terbatas untuk membangun relasi, bukan soal begadang itu sendiri.


Usia menikah pada perempuan pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kesiapan mental dan emosional, kemandirian ekonomi, lingkungan sosial, hingga nilai dan pilihan pribadi. Dalam konteks ini, begadang hanyalah kebiasaan harian yang tidak berkorelasi langsung dengan keputusan atau kesempatan untuk menikah.


Pada akhirnya, narasi bahwa banyak begadang membuat perempuan lambat menikah lebih mencerminkan konstruksi sosial yang menekan perempuan dengan standar tertentu. Yang lebih penting untuk diperhatikan adalah menjaga kesehatan, keseimbangan hidup, dan kebebasan setiap individu dalam menentukan pilihan hidupnya, termasuk soal kapan dan dengan siapa ia akan menikah.

Previous Post Next Post