BANDUNG
- Ratusan
anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner Save the
Children di Jawa Barat, melakukan aksi nyata untuk berkontribusi mengurangi
polusi udara di Bandung dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
menggunakan transportasi umum serta berjalan kaki.
Inisiasi aksi yang dinamai
“Fun Walk bersama anak dan orang muda” merupakan bagian dari kampanye nasional
Aksi Generasi Iklim Save the Chidren Indonesia. Kampanye ini dipimpin langsung
oleh anak dan orang muda bertujuan untuk memastikan anak-anak dan keluarga yang
paling terdampak dari krisis iklim dapat bertahan hidup dan beradaptasi.
Rasyid
(20) anggota Child Campaigner Jawa Barat mengatakan melalui FUNWALK, mengajak
anak-anak dan generasi muda menjadi bagian dari solusi nyata. Kegiatan ini
bukan sekadar ajakan untuk berjalan kaki, tetapi sebuah langkah adaptasi dalam
menghadapi parahnya polusi udara di Bandung.
“Sebagai
bagian dari kampanye aksi Generasi Iklim Jawa Barat, FUNWALK hadir untuk
menciptakan gerakan yang terarah dan berdampak. Kami ingin meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup ramah lingkungan serta peran
berjalan kaki dalam menjaga kualitas udara bersih,”
jelas Rasyid.
Menilik data Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Agustus 2023 menyebutkan bahwa kualitas udara
Kota Bandung masuk dalam kategori kualitas sedang,
satu level dibawah angka kualitas tidak
sehat. Faktor yang menyebabkan kualitas udara memburuk yakni sekitar 70%
karena emisi gas transportasi, sisanya berasal dari rumah penduduk seperti
pembakaran sampah, juga dari cerobong pabrik dan genset lainnnya[1].
Sementara saat ini jika dipantau melalui
indeks kualitas udara IQAir pada 8 November 2024, udara di Kota Bandung sudah
dalam kategori tidak sehat[2].
Observasi para Child
Campaigner di Bandung juga melihat bahwa permasalahan polusi udara banyak disebabkan
karena kurangnya kesadaran untuk berjalan kaki dan menggunakan transportasi
publik guna mengurangi polusi udara karena kendaraan bermotor. Tak hanya itu,
perilaku merokok sembarangan terutama di tempat umum juga masih sering
ditemukan
Polutan yang merusak kualitas
udara juga dapat menjadi kontributor utama terhadap perubahan iklim dalam
mengubah komposisi atmosfer bumi. Contoh
nyata yang paling jelas adalah emisi gas rumah kaca yang berasal dari aktivitas
manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dapat meningkatkan kemampuan
atmosfer untuk merespons panas, yang kemudian menyebabkan bumi semakin panas
atau yang sering dikenal dengan pemanasan global.
“Kesadaran
tentang bahaya polusi udara di masyarakat masih menjadi tantangan besar, padahal secara fakta polusi udara dapat
mengakibatkan kesehatan anak terancam seperti gangguan pernapasan, berisiko
terkena penyakit pneumonia penyebab kematian utama pada balita di dunia dan
Indonesia. Aksi ratusan anak hari ini menjadi sangat penting sebagai solusi
nyata untuk mengurangi polusi udara di Bandung.” jelas Tata Sudrajat, Interim Chief of
Advocacy, Campaign, Communication and Media – Save the Children Indonesia