PALOPO – Tim Paminal Mabes Polri terus melakukan pendalaman terhadap Aipda Aksan, Bhabinkamtibmas Polres Tana Toraja yang videonya sempat viral di media sosial yang meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar institusi Polri dibersihkan dari mafia yang masih bersarang di tubuh Polri.
Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Komang
Suartana mengatakan Mabes Polri telah turun Polres Polres Tana Toraja, Polres
Palopo dan Polres Luwu Utara untuk melakukan penyelidikan terkait pernyataan
Aipda Aksan dan membawa Aipda Aksan ke Polda Sulsel untuk Diamankan.
“Dia diamankan di Polda Sulsel sejak beberapa hari lalu,
dia diamankan hanya untuk pemeriksaan, dimintai keterangan terkait videonya
yang viral,” kata Komang Suartana saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon,
Jumat (9/12/2022).
Lanjut Komang Suartana, hingga saat ini Aipda Aksan masih
dalam pemeriksaan pihak Tim Paminal Mabes Polri.
“Sampai saat ini masih dalam pemeriksaan, jika kemudian
ada pelanggaran akan kami sidang,” ucap Komang Suartana.
Menurut Komang Suartana, terkait video Aipda Aksan yang
viral dan menyebut nama personel polisi, hal itu masih dalam proses.
“Sampai saat ini tidak ada yang terciduk,” ujar Komang Suartana.
Sebelumnya diberitakan Video Pengakuan Aipda Aksan
diselidiki tim dari Mabes Polri dengan mengusut 3 Polres di Sulawesi Selatan
masing-masing Polres Palopo, Polres Luwu Utara dan Polres Tana Toraja.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana
mengatakan, Mabes Polri sedang melakukan penyelidikan terkait pernyataan Aipda
Aksan.
“Iya Mabes Polri sementara ini melakukan pemeriksaan
terkait pernyataan Aipda Aksan, jadi yang diperiksa itu, Polres Palopo, Luwu
Utara dan Polres Tana Toraja. Mereka masih di lapangan, untuk sementara itu
info dari saya yah,” kata Komang Suartana saat dikonfirmasi wartawan, Senin
(5/12/2022).
Pada Minggu (4/12/2022) bidang profesi dan pengamanan
(Propam) Polda Sulsel melanjutkan
pemeriksaan terhadap terhadap Aipda Aksan, Babinkamtibmas Polres Tana Toraja,
terkait penyebaran video yang berisi agar institusi Polri dibersihkan dari
mafia yang masih bersarang di tubuh Polri.
"Ya saudara Aipda Aksan dilanjutkan pemeriksaannya
langsung oleh Propam Polda terkait tindakannya yang mencemarkan nama baik
Polri," tutur Kabid Humas Polda Sulsel, Komang Suartana dalam rilisnya,
Minggu (4/12/2022).
Menurut Komang Suartana, Aipda Aksan juga menyampaikan
permohonan maaf secara tulus terhadap institusi Polri atas perbuatannya yang
mencoreng nama institusi Polri.
Dalam testimoninya Aipda Aksan mengaku dalam lubuk hati
paling dalam mengatakan bahwa video yang dibuatnya hanya kesal dirinya karena
dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja. Dia juga menjelaskan, video
yang dibuatnya hanya untuk konsumsi pribadi, namun ternyata menyebar ke publik.
“Aipda Aksan juga menegaskan bahwa tuduhannya, mau
sekolah polisi, atau mutasi, itu bayar, serta pemangkasan BBM, dan Dana DIPA
itu merupakan asumsi pribadinya saja tanpa adanya bukti atau fakta,” ungkap
Komang Suartana.
Komang Suartana berharap dengan adanya pernyataan Aipda
Aksan ini masyarakat tidak percaya terkait opini yang yang dibangun Aipda
Aksan.
“Pernyataan Aipda Aksan
bahwa menjadi anggota Polri,
mutasi dan menjadi Perwira harus bayar, sama sekali tidak dapat dibuktikan, melainkan hanya
sebatas asumsi pribadi tanpa dilengkapi data dan fakta/bukti,” jelas Komang
Suartana.
“Perbuatan Aipda Aksan telah melanggar
disiplin dan/atau Kode Etik Profesi Polri sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota
Polri dan/atau Peraturan Kepolisian RI Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik
Profesi dan Komisi Kode Etik,” tambah Komang Suartana.
Pada pemeriksaan tersebut, diakhir permohonannya Aipda
Aksan memohon kepada Kapolri agar 3 rekannya yakni Ali Akbar, Banne Ringgi dan
Muhammad Guntur tidak diberi sanksi terkait videonya yang viral.
“Kembali saya sampaikan bahwa testimoni ini dengan rasa
sadar saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari siapa pun
sebagai bentuk kesalahan saya dan saya tambahkan mohon kepada Bapak Kapolri
kepada adik-adik saya 3 orang atas nama Ali Akbar dan Banne Ringgi serta
Muhammad Guntur mereka tidak bersalah, sayalah yang bersalah jadi mohon izin
jangan diapa-apakan saya yang tanggung jawab semua resiko apapun yang terjadi.
Wassalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,” harap Aksan.
Kasus Aipda Aksan
berawal dari beredarnya video seorang anggota polisi di Polres Tana Toraja yang
menyampaikan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar institusi Polri
dibersihkan dari mafia yang masih bersarang di tubuh Polri.
Dalam video tersebut Aipda Aksan duduk manis merekam
dirinya dengan mengucapkan kata-kata yang ditujukan kepada Kapolri.
“Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh, salam presisi, yang terhormat
bapak Kapolri, ijin jendral saya Aksan NRP 811081 anggota Sat Binmas Polres
Tana Toraja menyampaikan kepada bapak
bahwa tolong institusi Polri dibersihkan dari mafia-mafia yang masih
bersarang di tubuh Polri,” ucap Aksan.
Lanjut Aksan dalam
video tersebut, bahwa Polri sekarang tidak karuan karena dari awal memang sudah
tidak bagus, rekrutmennya tidak bagus
“Yang pertama masuk polisi harus bayar, yang kedua mau
pindah harus bayar, yang ketiga mau jadi perwira harus bayar, jadi bagaimana ke
depannya Polri kalau semau harus bayar,” kata Aksan
“Kemudian rata-rata pimpinan dari bawa bukan mengajari
kami ke jalan yang bagus, tapi mengajari kami ke jalan yang tidak benar,
contohnya mereka memangkas Dipa, mereka memangkas uang BBM, uang makan dan lain
sebagaianya,” tambah Aksan.
Menurut Aksan, dia pernah mengalami mutasi dari Polres
Palopo ke Polres Tana Toraja karena membongkar perbuatan Kapolres Palopo
terkait korupsi kendaraan dinas polres palopo, BBM dan lain-lain sebagainya.
“Yang terhormat Bapak Kapolri, seperti yang saya alami
saya dimutasi dari Polres Palopo ke Tana Toraja karena saya membongkar
perbuatan kapolres AKBP Alfian Nurnas yaitu korupsi kendaraan dinas Polres
Palopo, BBM dan lain sebagainya,” ujar Aksan.
Terkait video tersebut Kapolres Tana Toraja AKBP Juara
Silalahi mengatakan perlu dianalisa dengan cermat, apa masalah sesungguhnya.
“Intinya dia gagal move on. Kasih dia semangat untuk melupakan masa lalunya
supaya dia tetap semangat menjalani hari ke depan. Saya tidak bisa komen karena
dia selama disini dia baik dan nurut,” tutur Juara Silalahi.