LUWU TIMUR
– Oknum salah satu Kepala Sekolah Dasar di Puncak, Kecamatan
Malili, Kabupaten Luwu Timur, berinisial NR dipolisikan orang tua siswa.
Orangtua
siswa, Waldi dalam surat tanda penerimaan laporan pengaduan pada Selasa (25/10/
2022) melaporkan NR atas dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak dibawah
umur di Mapolres Luwu Timur.
Ia
tidak terima anaknya MF (7) kelas 2 SD diduga dianiaya oleh NR saat MF dalam
kondisi meringis kesakitan dibagian usus yang rencananya akan dilakukan kontrol
lanjutan ke rumah sakit.
”Saya sudah
laporkan di Polres, kami tidak terima karena anak kami dianiaya, sementara anak
kami ini sedang berjuang melawan sakitnya, rencana mau kontrol lagi ke rumah
sakit sesuai jadwalnya,” kata Waldi.
Menurut
Waldi, pada Senin (24/10/2022), sebelum anaknya ke sekolah sempat mengeluh
sakit dibagian perut, namun anaknya tetap ingin ke sekolah.
Saat tiba di
sekolah, korban mengikuti upacara bendera, tapi saat berlangsung upacara,
korban mulai merasakan perutnya semakin sakit, akhirnya dibawa oleh kakak
kelasnya ke ruang UKS.
Kakak
kelasnya menyuruh korban untuk istrahat dan baring di dalam ruang UKS, setelah
upacara, Kepala Sekolah masuk ke ruang UKS, karena takut, korban memaksakan
diri untuk duduk dengan posisi berlunjur atau kedua kaki kedepan.
Melihat
korban yang sudah duduk, NR semakin mengomel, diduga langsung menampar korban
dibagian kepala atas telinga, kejdian itu dilaporkan korban ke orang tuanya.
”Saat upacara
anak ku ini sakit, dibawa ke UKS sama kakak kelasnya disuruh baring, setelah
upacara selesai masuk ini kepala Sekolah di UKS mengomel bilang begini alasan
semua ji ini sakit tidak mau ikut upacara, dan langsung memukul anak ku
dibagian kepala,” Kata Waldi mengutip laporan anaknya.
Setelah
mendengar pengaduan anaknya, Waldi menyuruh istrinya ke sekolah mempertanyakan
alasan kepala Sekolah menampar anaknya yang dalam keadaan sakit sembari membawa
bukti hasil USG dan pemeriksaan dokter di RSUD I lagaligo.
Saat bertemu,
NR mengakui telah menampar korban, namun NR berdalih hanya pelan menampar
korban.
”Iya
ibu saya kasi begitu tapi pelan ji, begitu jawab NR,” jelas Waldi.