BPBD Luwu Timur Gelar Edukasi dan Simulasi Guna Antisipasi Gempa di Gedung Sekolah Bertingkat


LUWU TIMUR
– Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang sering terjadi gempa, itu karena adanya aktivitas tektonik dari Sesar Matano, maka potensi terjadi gempa ada, hanya saja kita tidak tau kapan terjadinya dan berapa kekuatannya.

Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Timur, sepanjang tahun 2021 ini saja telah terjadi gempa sebanyak 168 kali baik itu skala biasa maupun sedang.

Guna mengantisipasi terjadinya gempa dengan skala besar dan meminimalisir jumlah korban di wilayah sekolah, maka BPBD bersama Tim SAR Gabungan Kabupaten Luwu Timur menggelar Edukasi dan Simulasi Gempa Bumi di SDN Negeri 221 Malili, Senin (13/12/2021).

Kepala Pelaksana BPBD Lutim, Muhammad Zabur berpesan kepada Tim yang akan melakukan simulasi agar benar-benar melakukan simulasi ini seperti sedang terjadi gempa bumi. 

“Buatlah senyata mungkin, tapi kita berharap semoga tidak ada kejadian gempa besar kedepannya, Aamiin,” ujar Muh. Zabur yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Drs. La Besse.

Komandan Pos Basarnas Kabupaten Luwu Timur, Laode Muhammad Bohari menuturkan, kegiatan yang pihaknya lakukan hari ini khusus untuk bangunan runtuh jika suatu saat terjadi gempa seperti di SDN 221 Malili ini yang memiliki gedung sekolah 2 tingkat.

“Jadi bagaimana adek-adek dan para guru diajarkan cara menyelamatkan diri keluar dari kelas atau gedung sekolah agar segera menuju di titik kumpul yang telah disediakan,” tutur Bohari.

Sementara untuk rangkaian simulasinya, Bohari menjelaskan bahwa, awalnya tim menuju ke lantai dua untuk melakukan cek di kelas-kelas apakah terdapat korban, jika ternyata terdapat korban maka akan dilakukan evakuasi ke bawah menggunakan tandu basket yang kemudian direspon oleh Tim Medis yang sudah menunggu.

“Namun jika ternyata nantinya terjadi gempa susulan, maka Tim Rescue segera menyiapkan tali untuk dengan cepat mengevakuasi anak sekolah yang masih berada diatas gedung menggunakan Flying Fox yang tidak sempat diselamatkan menggunakan tandu basket,” jelas Bohari.

Komandan Pos Basarnas Kabupaten Luwu Timur, Laode Muhammad Bohari berharap Tim BPBD ini bisa mensosialisasikan di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Luwu Timur agar nantinya semua guru-guru bisa memahami cara mengantisipasi dan menyelamatkan diri apabila kedepan terjadi gempa.

Sementara Kepala Sekolah SDN 221 Malili, Andi Nurlaela, S.Pd. M.Pd. yang dikonfirmasi mengucapkan terima kasih kepada BPBD Lutim yang telah menyelenggarakan Edukasi dan Simulasi Gempa Bumi di SDN 221 Malili mengingat bahwa SDN tersebut bertingkat dan berada dia area perbukitan yang memungkinkan jika terjadi gempa memiliki dampak yang besar.

“Sekali lagi kami dari SDN 221 Malili mengucapkan terima kasih. Kegiatan ini memang sangat mengedukasi, dan anak-anak juga bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik dalam menangani bencana bila kedepannya terjadi gempa,” ujarnya.

Terakhir, Kepsek Andi Nurlaela berharap kedepan kegiatan seperti ini tidak hanya sampai disini saja namun berharap ada lagi sosialisasi-sosialisasi gempa di Luwu Timur yang lain yang bisa lebih mengedukasi utamanya untuk anak-anak. 

“Seperti harapan dari pak Kadis Pendidikan, dimana ia berharap ada lagi kegiatan seperti ini yang mandiri dari sekolah. Jadi kemungkinan, kami dari pihak sekolah akan mengadakan edukasi dan simulasi mandiri tapi tetap berkoordinasi dengan pihak BPBD Lutim,” tandas Kepala Sekolah SDN 221 Malili, Andi Nurlaela. (rhj)


Previous Post Next Post