TORAJA UTARA – Pembuatan jalan penghubung dari Bandara I Laga Ligo Bua, Kabupaten Luwu menuju Kota Rantepao, Toraja Utara, merupakan program pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sejak 2019 yang dibangun untuk lebih mempersingkat akses dengan jarak tempuh lebih cepat 45 menit.
Dibangunnya
jalan penghubung ini membuat akses lainnya mulai masuk dan berkembang seperti
masuknya Listrik PLN dari Kacamatan Rante Bua Toraja Utara ke Perbatasan Desa
Salu Bua, Kecamatan Bastem Utara, meski
sebelumnya dikeluhkan oleh warga karena daerah tersebut masih tertinggal.
“Kami
senang jalan ini bisa dibuka, kalau dulu jalan ini sangat jelek, awalnya hanya
setapak lalu dibuka dan sekarang sudah luas, sudah ada kerikil kendaraan roda
dua bisa lewat, jangankan itu mobilpun bisa lewat,” kata Surniati Maniran,
warga Desa Salu Bua, Bastem Utara saat dikonfirmasi di lokasi, Sabtu
(03/10/2020).
Surniati
mengatakan, dengan dibukanya jalan penghubung dari Luwu ke Toraja, mereka sudah
menggunakan kendaraan dan dapat menikmati aliran listrik PLN.
“Dulu
kami jalan kaki sejauh 10 kilometer ke Toraja Utara atau ke Ibu kota Kecamatan Bastem
bawa hasil Bumi sekarang sudah tidak lagi dan dalam 7 bulan terakhir ini, sudah
ada aliran Lisrik PLN, jadi kami disini sudah mandi cahaya, aktivitas kami di
malam hari sudah bertambah dan pendapatan sedikit bertambah dari sebelumnya,”
ucap Surniati.
Gubernur
Sulawesi Selatan, Prof. Nurdin Abdullah saat
meninjau pengerjaan jalan tersebut pada Rabu
(30/09/2020) lalu mengatakan pengerjaan jalan tersebut diharapkan meningkatkan
akses lain guna peningkatan ekonomi warga di dua Kabupaten yakni Kabupaten Luwu dan Kabupaten Toraja
Utara, mengingat warga yang bermukim di lintasan jalur tersebut terutama warga
Kecamatan Bastem masih tertinggal.
“Jujur
saja bahwa daerah ini sejak Indonesia merdeka masyarakat di sini belum
menikmati akses yang baik, nah dengan perencanaan ini yang menghubungkan
Bandara I Laga Ligo Bua Kabupaten Luwu dengan Rantepao Toraja Utara ini akan
berdampak pada masyarakat yang berada di sepanjang daerah ini terutama
Kecamatan Bastem, karena Bastem ini memang kalau dilihat kondisi masyarakatnya
masih sangat jauh tertinggal,” ujar Nurdin.
Nurdin
berharap dengan terbukanya akses tersebut masyarakat di sepanjang jalan bisa
meningkatkan kesejahteraan mereka dan produk pertaniannya dapat diakses ke
pasar, karena daerah Toraja Utara, Toraja dan Luwu Raya memikiki produk unggulan
besar selain pariwisata.
“Sebagai
daerah yang memiliki potensi unggulan yang besar selain pariwisata, dengan selesainya
akses ini turis-turis yang ada di Toraja tentu lebih mudah mereka datang ke
Luwu, Palopo untuk menikmati daerah pantai, jadi ini sebuah akselerasi yang
baik,” tutur Nurdin.
Jalan
penghubung antar Kabupaten Toraja Utara dengan Kabupaten Luwu, terus dilakukan
pengerjaannya dan diharapkan rampung
tahun depan 2021.
“Tahun
2020 ini pengerjaannya diselesaikan pemerintah provinsi 22 kilometer dan tahun
depan diharapkan rampung melalui penganggaran pemerintah pusat atau APBN,”
tambah Nurdin.