PALOPO - Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP), Kota Palopo, Sulawesi
Selatan, Jumat (29/11/2019) siang, berlangsung di depan ruang Rektorat.
Mahasiwa membakar ban bekas dan menyegel ruang kantor Rektorat. Mereka menuntut pihak rektor transparan
dalam mengelola alokasi anggaran Sistem Pembiayaan Tunggal (SPT) yang dibayar bervariasi
sesuai gelombang masuk.
Menurut
Mahasiswa Roni Sianturi mengatakan bahwa sejak diterapkannya sistem SPT alokasi
anggaran tidak jelas tidak seperti Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang sebelumnya
diterapkan di UNCP.
“SPT ini
sejak diterapkan mahasiswa hanya membayar sekaligus tanpa ada transparansi dari
birokrasi atau Rektor,” kata Roni saat dikonfirmasi di depan Rektorat UNCP,
Jumat (29/11/2019).
Pembayaran
SPT sambung Roni bahwa dibayar berdasarkan gelobang masuk mulai dari Rp 1.350.000
untuk 3 fakultas dan Rp 2.250.000 untuk fakultas tekhnik untuk gelombang
awal, namun pengelolaan tersebut dinilai oleh mahasiswa tidak transparan.
“Yang
menjadi problem juga karena adanya penggelombangan, pada hal sebelum diterapkan
sistem SPT ini pihak birokrasi mengatakan bahwa ini adalah ada relasi antara
sistem SPT dan BKT namun nyatanya tidak, bukannya memberikan
kemudahan kepada mahasiswa,” ucapnya.
Mahasiswa berupaya
masuk ke dalam ruang rektorat untuk meminta kejelasan penggunaan dana tersebut,
namun pihak rektorat tidak memberikan penjelasan yang detil sehingga mahasiswa
keluar ruangan dan menyegel ruang rektorat, sejumlah staf dan wakil rektor
masih berada dalam ruangan karena tersegel.
Saat di
dalam ruangan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Suhardi mengatakan kepada mahasiswa
bahwa hal ini sudah jelas.
“Hal ini
sudah jelas, bahkan kampus UNCP diakui sudah dikelola dengan baik,” ujarnya di
hadapan mahasiswa.
Aksi
mahasiswa akan terus berlanjut hingga rektor memberikan kejelasan.