Stok Beras di Bulog Palopo Melimpah, Penyerapan Gabah Capai 75.000 Ton




PALOPOS – Jelang Natal dan Tahun Baru, Perum Bulog Kantor Cabang Palopo, Sulawesi Selatan,  memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam kondisi aman dan sangat melimpah untuk memenuhi kebutuhan wilayah Luwu Raya (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) dan dua daerah tetangga, Tanah Toraja serta Toraja Utara.

 

Wakil Kepala Cabang Bulog Palopo, Iskandar Zulkarnain, mengatakan saat ini total stok beras yang dikuasai mencapai sekitar 40.000 ton dan tersebar di enam kompleks pergudangan.

 

“Stok cadangan beras pemerintah yang disimpan di Bulog saat ini cukup melimpah, bahkan sangat melimpah. Totalnya sekitar 40 ribu ton dan tersebar di seluruh wilayah kerja kami,” kata Iskandar saat ditemui di kantor Bulog Cabang Palopo, Jumat (5/12/2025)

 

Menurut Iskandar, jumlah stok tersebut dipastikan mencukupi seluruh kebutuhan penugasan dari pemerintah, termasuk penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bantuan pangan, hingga Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD).

 

“Tidak perlu ada kekhawatiran warga. Kapasitas stok yang kami miliki jauh lebih dari cukup untuk penyaluran program apa pun yang ditugaskan pemerintah. Bahkan Bulog Palopo beberapa kali ikut menyuplai kebutuhan ke wilayah lain di luar Sulawesi Selatan karena stok yang dikuasai tergolong besar,” ucapnya.

 

 

Penyerapan Gabah Capai 75.000 Ton

 

Bulog Palopo terus melakukan penyerapan gabah dari petani sejak Maret 2025. Hingga kini, total gabah yang telah masuk ke Bulog mencapai hampir 75.000 ton, ditambah penyerapan beras sekitar 7.000 ton.

 

“Penyerapan masih berjalan, meski tidak semasif semester pertama saat panen raya besar-besaran. Target nasional 3 juta ton sudah tercapai, termasuk target yang diberikan ke kami,” ujar Iskandar.

 

Lanjut Iskandar, harga penyerapan tetap mengacu pada ketentuan pemerintah.

 

“Untuk gabah, harga berada di kisaran Rp 6.500 per kilogram, sementara beras Program Stabilisasi Operasi Pasar (PSO) diserap dengan harga Rp 12.000 per kilogram,” tuturnya.

 

 

Kendala: Keterbatasan Kapasitas Gudang

Iskandar mengakui, ada sejumlah kendala dalam proses penyerapan. Salah satunya keterbatasan kapasitas penyimpanan di wilayah Luwu Raya.

 

Dari total kebutuhan penyimpanan, kapasitas gudang Bulog Palopo hanya sekitar 28.000 ton, jauh lebih kecil dibandingkan potensi penyerapan gabah yang mencapai puluhan ribu ton.

 

“Karena panen besar di Luwu Raya, Bulog hanya salah satu pihak yang menyerap. Kapasitas gudang kami terbatas, sementara gabah yang masuk sangat besar,” imbuhnya.

 

Jika seluruh gabah yang diserap dikonversi menjadi beras, totalnya diperkirakan sekitar 38.000 ton, sehingga Bulog harus mencari gudang tambahan. Untuk mengatasi hal tersebut, Bulog Palopo melakukan penjajakan dan menyewa gudang milik swasta maupun pemerintah daerah.

 

“Ada sekitar delapan lokasi gudang tambahan yang kami sewa. Tapi mencari gudang yang sesuai standar penyimpanan beras juga tidak mudah. Ada spesifikasi yang harus dipenuhi, mulai dari konstruksi dinding hingga kualitas lantai,” jelasnya.

 

Iskandar memastikan Bulog tetap berupaya memaksimalkan penyerapan dari petani sambil menambah kapasitas penyimpanan guna menjaga ketersediaan beras di wilayah Luwu Raya dan sekitarnya.

 

Previous Post Next Post