PALOPO – Hujan deras yang mengguyur Kota
Palopo, Sulawesi Selatan, sejak Jumat (21/11/2025) sore memicu longsor besar di
Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang. Tebing setinggi sekitar 15 meter
runtuh dan menimbun badan jalan penghubung Palopo - Luwu pada Kilometer 11.
Material berupa tanah, batu, dan batang kayu menutup
badan jalan sepanjang kurang lebih 60 meter. Hingga Sabtu (22/11/2025) siang, akses
belum bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat karena kondisi tanah
masih labil dan longsor susulan masih terjadi.
Sejumlah warga tetap nekat melintas dengan berjalan kaki
demi bisa melanjutkan aktivitas, meski petugas mengingatkan bahaya jatuhan batu
dari tebing.
Tiga Motor Guru Tertimbun Longsor
Material longsor
berupa tanah
dan bebatuan menimbun tiga sepeda motor milik tenaga pendidik SD Sangga Langi Bastem.
Peristiwa ini terjadi pada Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 18.00 Wita,
saat hujan deras mengguyur wilayah Latuppa. Empat guru sedang dalam perjalanan
pulang usai mengikuti pelatihan di Kabupaten Luwu.
Tiga di antaranya yakni Nisa, Sandra Noloan, dan Sanda sempat berlari menyelamatkan diri ketika
melihat material tanah mulai bergerak jatuh menutup badan jalan. Mereka terpaksa meninggalkan motor
Revo, Jupiter, dan motor matic yang
ikut tertimbun.
Ayah salah satu guru, Pelipus Patuju, mengatakan anaknya
sempat terkena batu pada bagian kepala. Namun beruntung, ia mengenakan helm
sehingga tidak mengalami luka serius.
“Anakku selamat, tapi motornya tertimbun. Sempat kena
batu di kepalanya, untungnya dia pakai helm,” kata Pelipus.
Ia menjelaskan ketiga motor itu kini tidak bisa
dievakuasi karena area masih tertutup material longsor.
Petugas TNI Bersihkan Material dengan Peralatan Seadanya
Petugas TNI dari Koramil Wara telah berada di lokasi
sejak Jumat (21/11/2025) malam
untuk membantu evakuasi awal. Mereka bekerja menggunakan alat seadanya karena
tanah masih terus bergerak.
Danramil Wara, Kapten Inf Agus Purwono, mengatakan
pihaknya bergerak ke lokasi setelah menerima laporan dari Lurah Latuppa.
“Bebatuan terus berjatuhan. Panjang longsor sekitar 60
meter dengan ketinggian material diperkirakan mencapai 4 meter,” ucap Agus.
Menurut Agus,
hingga kini jalan lumpuh total dan belum bisa dibuka tanpa alat berat dan mengimbau warga untuk sementara tidak
melintas, termasuk berjalan kaki, karena potensi longsor susulan masih tinggi.
“Pengerjaan
diperkirakan memakan waktu 2–3 hari, bergantung kondisi cuaca dan stabilitas
tebing,” ujarnya.
BPBD: Longsor Terjadi di Titik yang Sama dengan Kejadian
Sebelumnya
Kepala Pelaksana BPBD Palopo, Rachmad, mengatakan longsor
ini terjadi di titik yang sama dengan kejadian pada 11 November 2025.
“Titik longsor masih sama seperti sebelumnya, tetapi kali
ini luasannya lebih besar,” tutur
Rachmad.
Rachmad menjelaskan
material longsor awalnya menutup sekitar 25 meter badan jalan dengan ketinggian
hingga 4 meter. Namun proses longsor terus berlangsung hingga membuat luasan
timbunan semakin besar.
“Awalnya sekitar 25 meter badan jalan tertutup material setinggi 4
meter, dan kami masih berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk pengerahan alat
berat. Karena longsor terus berlangsung sehingga bertambah sampai 60 meter,”
ujar Rachmad.
BPBD mengimbau warga menghindari area tersebut karena kondisi tebing masih
labil dan potensi longsor susulan cukup tinggi.
Hingga Sabtu siang, jalur Palopo–Bastem belum dapat
dilalui. Cuaca yang masih berpotensi hujan membuat kondisi tebing terus berubah
dan menghambat pembersihan material.
BPBD mengimbau warga untuk menggunakan jalur alternatif
atau menunda perjalanan hingga jalan dinyatakan aman dilalui.
