MAKASSAR - Keceriaan anak-anak Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD) menyambut kedatangan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo, di Shelter Puanmakari, Makassar, Rabu (6/8/2025). Shelter ini merupakan salah satu program unggulan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi yang berhasil meraih penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama dua tahun berturut-turut, yakni 2023 dan 2024.
Shelter Puanmakari menjadi simbol komitmen Pertamina dalam menciptakan inovasi sosial yang berdampak langsung pada masyarakat, terutama perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan. Program ini bahkan dijadikan percontohan nasional dalam penguatan kapasitas perempuan serta pendampingan berbasis komunitas.
Dalam kunjungannya, Mars Ega meninjau langsung sejumlah layanan yang tersedia di shelter tersebut. Mulai dari layanan psikologi tatap muka, pendampingan komunitas, hingga platform psikologi daring yang telah diakses luas oleh masyarakat.
“Pertamina Patra Niaga tidak hanya menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga aktif membangun kesejahteraan sosial melalui prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) di setiap lini operasional. Penghargaan PROPER menjadi bukti kontribusi kami dalam membangun dari desa, mendorong pemerataan ekonomi, dan memberdayakan masyarakat demi masa depan yang lebih baik,” ujar Mars Ega.
Salah satu program unggulan di Shelter Puanmakari adalah Sekolah Anak Percaya Diri (SAPD), yang saat ini telah menjangkau 160 anak, dengan 57 di antaranya masih aktif mengikuti kegiatan. Program ini didampingi oleh tim profesional yang terdiri dari dua psikolog, satu konselor, dan satu guru pendamping, yang secara konsisten memberikan layanan pemulihan dan penguatan mental anak-anak.
Risma Yanti, salah satu alumni SAPD yang kini berkuliah di Universitas Hasanuddin jurusan Kesehatan Masyarakat, mengaku bahwa program ini telah mengubah hidupnya.
“Dulu saya pemalu dan jarang keluar rumah. Setelah ikut SAPD, saya jadi percaya diri dan punya banyak teman. Harapan saya, adik-adik yang masih ikut program ini bisa terus belajar dan percaya diri agar bisa meraih masa depan yang lebih baik,” ungkap Risma.
Dampak positif juga dirasakan oleh orang tua murid. Wahida Rahman, salah satu orang tua peserta SAPD, menyebutkan bahwa anaknya kini menjadi lebih percaya diri dan santun dalam berperilaku.
“Anak saya dulu pendiam dan tertutup. Sekarang dia lebih kreatif dan sopan kepada orang tua. Semoga program ini terus berlanjut dan pembelajarannya semakin berkualitas,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada anak-anak, Shelter Puanmakari juga menjadi ruang aman dan pemberdayaan bagi perempuan, khususnya para penyintas kekerasan. Sejak berdiri, shelter ini telah menjangkau 221 perempuan yang mendapatkan layanan pemulihan psikologis, pelatihan keterampilan, dan edukasi untuk meningkatkan kemandirian sosial serta ekonomi.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fanda Chrismianto, menegaskan bahwa keberhasilan Puanmakari adalah bentuk nyata dari keberpihakan perusahaan pada isu-isu kemanusiaan.
“Puanmakari adalah bukti bahwa keberhasilan bisnis bisa berjalan berdampingan dengan keberpihakan pada kemanusiaan. Kami akan terus mendukung inovasi sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, karena inilah esensi keberlanjutan yang sesungguhnya,” kata Fanda.
Program Puanmakari telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya Padmamitra Award 2020 dari Kementerian Sosial RI atas kontribusi sosial dalam pemulihan korban kekerasan, serta penghargaan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2024 atas inovasi pengembangan perempuan berbasis komunitas.
Selain itu, program ini juga diakui oleh DP3A Kota Makassar sebagai perusahaan pertama yang melakukan pendampingan terhadap anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) melalui SAPD.
Secara keseluruhan, Shelter Puanmakari telah menjangkau lebih dari 400 penerima manfaat dan kini menjadi model rujukan nasional dalam upaya pemulihan korban kekerasan berbasis komunitas.