Anggota DPRD Sulsel Fadriaty Asmaun Serap Aspirasi Warga Soal Jalan dan Banjir Sungai Suli



LUWU - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Demokrat, Fadriaty Asmaun, menggelar kegiatan reses masa persidangan III tahun sidang 2024/2025 di Kelurahan Suli, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Senin (28/7/2025).


Kegiatan reses yang dirangkaikan dengan silaturahmi itu dihadiri ratusan warga, termasuk tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, serta jajaran Pemerintah Kelurahan Suli.


Dalam reses tersebut, sejumlah persoalan disampaikan, salah satunya terkait banjir yang kerap terjadi akibat pendangkalan Sungai Suli. Warga mengeluhkan air sungai yang meluap hingga setinggi lebih dari satu meter saat musim hujan, mengakibatkan permukiman, persawahan, dan tambak terendam banjir. Selain itu, kondisi jalan yang rusak akibat banjir juga menjadi keluhan utama masyarakat.


Menanggapi hal tersebut, Fadriaty menjelaskan bahwa penanganan sungai merupakan kewenangan pemerintah pusat, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang yang berkantor di Makassar.


“Sungai itu bukan kewenangan pemerintah kabupaten. Harus ada izin dan penganggaran dari balai melalui mekanisme hibah. Maka tidak jarang Pemda tidak bisa langsung turun tangan karena bukan kewenangannya,” kata Fadriaty kepada warga.


Namun demikian, Fadriaty menegaskan telah menjalin komunikasi dengan Bupati Luwu agar tetap memprioritaskan penanganan Sungai Suli.


“Saya sudah sampaikan kepada pak Bupati bahwa perbaikan jalan ke Suli Pantai tidak akan efektif jika sungainya tidak ditangani. Setiap tahun jalan diperbaiki, setiap tahun pula rusak karena banjir yang bisa terjadi sampai tujuh kali dalam sebulan. Jadi pengerukan sungai harus jadi langkah awal,” ungkapnya.


Ia menyebut, pengerukan awal bisa menjadi solusi jangka pendek, sebelum nantinya dilakukan penanganan permanen seperti pemasangan bronjong di sepanjang tebing sungai.


Fadriaty juga mengungkapkan bahwa persoalan banjir di Kecamatan Suli telah ia sampaikan langsung kepada Gubernur Sulsel saat kunjungan ke Luwu dalam agenda Jalan Sehat Anti Mager di Belopa, beberapa waktu lalu.


“Saya sempat menyampaikan ini ke pak Gubernur saat coffee morning di Warkop Topoka, di hadapan pak Bupati, Wakil Bupati, dan pejabat lain. Saya sarankan agar balai menurunkan alat seperti ekskavator amfibi, sementara pembiayaan operasionalnya bisa ditanggung oleh Pemda,” ujar Fadriaty.


Menurutnya, pola kerja sama semacam ini perlu diperjuangkan mengingat BBWS memiliki alat tetapi keterbatasan dana operasional, sementara Pemda bisa mengalokasikan anggaran jika diberikan kewenangan khusus.


Meski Provinsi Sulsel saat ini tengah melakukan efisiensi anggaran, Fadriaty memastikan dirinya tetap mengawal usulan masyarakat, terutama normalisasi Sungai Suli.


“Dengan efisiensi anggaran, belanja fisik memang berkurang. Tapi saya tetap perjuangkan aspirasi masyarakat. Insyaallah, kita upayakan agar ada anggaran perubahan untuk pengerukan sungai. Ini akan jadi prioritas kami di Komisi D,” tegasnya.


Di akhir kegiatan, Fadriaty menyampaikan terima kasih atas antusiasme warga yang hadir dalam kegiatan reses dan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya selama tiga periode menjabat sebagai anggota DPRD Sulsel.


“Terima kasih atas dukungan keluarga semua. Tanpa bantuan ta, saya tidak mungkin bisa kembali terpilih untuk ketiga kalinya. Saya akan terus berjuang untuk kepentingan masyarakat,” pungkasnya.


Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Suli, Herman Sukri, yang mewakili pemerintah kecamatan, menyampaikan apresiasi atas kepedulian Fadriaty terhadap persoalan masyarakat di wilayahnya.


“Ibu Fadriaty adalah salah satu tokoh perempuan asal Luwu yang konsisten memperjuangkan aspirasi masyarakat di DPRD Sulsel. Kami sangat berterima kasih atas dedikasi beliau,” ujar Herman.

Previous Post Next Post