TORAJA UTARA – Bupati Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Yohanis Bassang melaporkan seorang warga bernama Steve Raru (55) di Polres Toraja Utara atas dugaan pengancaman dan dipermalukan di depan umum.
Pelaporan itu berawal saat Yohanis berdiri di halaman Kantor Bupati sekitar
pukul 07.30 Wita, Selasa (13/6/2023) sebelum kegiatan apel aparatur sipil negara (ASN)
berlangsung.
Tak lama kemudian mobil yang dikendarai Steve Raru melintas
sambil mengeluarkan kepalan tangan dan berteriak lalu mengajak Bupati mencari
tempat untuk duel.
Saat melapor di ruang Satreskrim Polres Toraja Utara pada Selasa
(13/6/2023) Bupati didampingi ajudan dan sejumlah ASN.
Laporan bupati tersebut diterima Kanit Tipikor Ipda Yosep di ruang Kasat Reskrim,
pemeriksaan Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang tersebut berlangsung secara
tertutup selama kurang lebih 4 jam.
Setelah diperiksa Yohanis Bassang menjelaskan kepada awak media bahwa dirinya datang ke Polres untuk melaporkan Steve
Raru karena membuat dirinya merasa tidak nyaman.
“Saya hadir di Polres melaporkan peristiwa pengancaman yang dilakukan
seseorang terhadap saya atas nama Steve Raru di halaman kantor bupati di
Marante dengan cara mempermalukan saya di depan pegawai dan saya merasa sangat
tidak nyaman,” kata Yohanis saat dikonfirmasi, Rabu (14/6/2023).
Menurut Yohanis, dirinya merasa dalam kondisi diancam oleh Steve sehingga
harus melaporkan peristiwa tersebut di kepolisian.
“Tentu saya berharap bahwa proses hukum yang akan berbicara,” ucap Yohanis.
Yohanis menjelaskan bahwa model pengancaman yang dilakukan warganya yakni
mengeluarkan tangan dan mengacungkan jempol hingga ia kaget.
“Saya kaget dan bilang kenapa? Lalu Steve keluar dari mobilnya, kemudian
jalan menghampiri saya dan mengatakan
awas kamu!, lalu berteriak-teriak berulang-ulang lalu mengancam saya dengan
mengatakan eee Bassang saya tunggu di luar, kau tentukan dimana kita ketemu,”
ujar Yohanis.
Steve Raru yang ditemui sejumlah awak media di kediamanannya menjelaskan
jika saat itu dirinya bukan mengepalkan tangan untuk menantang bupati melainkan
menurunkan penghalang cahaya.
“Sebenarnya waktu itu kan pagi-pagi kebetulan cerah Matahari, jadi saya
angkat tangan, saya turunkan penghalang Matahari, cuma kebetulan saya punya
kaca juga sedikit terbuka saya trunkan lalu saya angkat nah ternyata ada pak
Bupati di sebelah kanan, saya tidak lihat pak bupati,” tutur Steve.
“Tiba-tiba ada suara dari belakang bilang wee apa itu, saya hapal ini suara, suara pak bupati pak Yohanis Bassang, saya langsung rem mobil, saya turun saya lihat wahh pak bupati
betul, saya langsung jalan mendekatinya sekitar 2 meter
jaraknya,” imbuh Steve.
Steve melanjutkan bahwa sekitar 2 meter jaraknya
dengan bupati, dia bertanya dengan mengatakan ada apa? namun Bupati Toraja
Utara Yohanis mengeluarkan bahasa daerah Toraja.
“Bahasanya begini Musanga raka tae kutiro mubenna pejagguru
(Kamu kira saya tidak lihat kamu kepalkan tangan) langsung saya bilang saya
hanya tutup kaca mobl saya dengan penghalang Matahari pak Bupati, dia katakan
lagi Mubenna
pejagguru langsung saya bilang begini Pak Bassang jangan cari masalah
dengan saya disini bukan tempatnya, disitulah terjadi cekcok, saya tetap bilang
bahwa saya tidak pernah beri bapak pejagguru tiba-tiba datang PNS
memisahkan saya,” jelas Steve.
Kapolres Toraja Utara AKBP Zulanda membenarkan adanya laporan bupati ke Polres
Toraja Utara namun dirinya belum bisa menyimpulkan sebab masih akan melakukan
gelar perkara.
“Sebagai Polri tetap profesional menerima laporan, kemudian mengambil
keterangan dari beliau dan saksi-saksi. Selanjutnya kami akan melakukan gelar
perkara untuk mengetahui tindak pidananya nanti,” terang Zulanda.