Kisah Aiptu Fahmi, Bhabinkamtibmas di Luwu yang Gunakan pendekatan Human Touch untuk Membina Anak Nakal hingga Sekolahkan Anak

LUWU - Aiptu Fahmi, Bhabinkamtibmas wilayah Polsek Bajo,  Polres Luwu, Sulawesi Selatan berhasil membina anak-anak di kampung dengan pendekatan Human Touch. 


Salah satu pembinaan anak dengan pendekatan  Human Touch yakni seorang anak berinisial F (14) warga Dusun Batu, Desa Sampeang, Kecamatan Bajo, Kabupaten  Luwu beberapa hari yang lalu diamankan di Polsek Bajo, karena kedapatan mencuri di rumah warga dalam keadaan kosong. 


Menurut Aiptu Fahmi, bahwa anak berinisial F tersebut tinggal bersama neneknya berinisial M (70) sejak kecil, kelakuannya cukup menjengkelkan warga dan membuat warga resah.


“Orang tuanya sudah cerai dan ibunya menikah lagi di Makassar. Ia kerap mencuri membuat warga sekitar marah, kesal bahkan hampir menghakiminya,” kata Fahmi, saat dikonfirmasi, Selasa (8/11/2022).


Atas kelakuannya yang kerap mencuri bahkan meresahkan warga kampung, F kemudian diamankan dan diantar langsung oleh orang tua dan neneknya ke kantor Polsek Bajo, ia meminta agar dilakukan pembinaan karena keluarganya sendiri sudah tidak mampu membinanya. 


Setelah diproses di Mapolsek Bajo, F kemudian dihukum dengan dengan cara sujud tobat di depan kantor Polsek, F menangis dan menyatakan tidak lagi akan mencuri. 


Situasi ini kemudian menimbulkan rasa iba dan simpatik Aipda Fahmi karena F yang masih anak-anak  dan butuh pembinahan.


"Sesuai arahan Kapolsek Bajo Polres Luwu Ipda Sulfadly Rahman, bahwa saat ini tidak semua tindak pidana harus berakhir di meja hijau, namun juga bisa dilakukan upaya restorative justice kemudian dilakukan pembinaan, F saya ajak ke Masjid setiap waktu shalat, bahkan pada subuh hari saya menjemputnya di Polsek Bajo kemudian sama-sama ke pondok untuk belajar mengaji,” ucap Fahmi. 


"Selama 5 hari dititip di Polsek Bajo saya berinisiatif memberikan makan pagi, siang dan malam karena orang tua dan neneknya tidak pernah datang membawakannya makanan, kondisi keluarga F memang kesulitan ekonomi dan dari kalangan orang kurang mampu," tambah Fahmi.


Hari demi hari, Fahmi terus melakukan pendekatan, melalui pembinaan rohani dan mental agar mampu merubah karakter sang anak. 


“Alhamdulillah, F sudah ikut bimbingan rohani dan sudah rajin shalat, bahkan rajin belajar mengaji, dia sudah pelan-pelan bisa membaca  Alquran, bahkan terkadang ia menangis dengan ulahya, ia sering curhat dengan saya tentang kehidupannya,” ujar Fahmi.


Lanjut Fahmi, status pendidikan F sudah putus sekolah sejak SD pada saat masuk kelas enam yang bersangkutan tidak mau lagi sekolah.


"Saya lalu memfasilitasi F untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP pada Pondok Pesantren di Desa Saga,  Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, hal ini supaya F tetap mendapatkan pengetahuan agama agar dapat menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara di kemudian hari," jelas Fahmi.


Sementara itu, F mengaku jika ulahnya selama ini membuat warga tidak nyaman, bahkan ia kerap mencuri di beberapa tempat.


“Saya lakukan itu sudah berkali-kali, seingat saya sudah 5 kali memanjat rumah warga,” tutur F.


Kapolres Luwu AKBP Arisandi menuturkan bahwa, apa yang dilakukan Bhabinkamtibmas Aiptu Fahmi merupakan upaya yang mulia dan bernilai amal jariah untuknya.


"Hal ini patut dicontoh oleh Bhabinkamtibmas lainnya, untuk senantiasa hadir di tengah-tengah warganya, mampu menjawab setiap persoalan masyarakatnya dan selalu siap memberikan pertolongan ketika dibutuhkan warga," terang Arisandi.


“Aiptu Fahmi sudah dikenal warga binaannya di tempat dia mengabdi karena kepribadiannya yang kerap membantu pondok dan warga yang tidak mampu dengan menyisihkan sedikit gajinya dan usaha sampingan berupa ternak sapi dan jualan bakso,” beber Arisandi.


Previous Post Next Post