Terlibat Aksi Saling Serang, Massa Bakar 4 Unit Kendaraan Roda Dua


PALOPO, Inspirasitimur.com  -  Demonstrasi Aliansi Peduli Indonesia (API) di Kota Palopo berunjung dengan aksi saling serang antara massa dan petugas keamanan. kamis 08 Oktober 2020. 

Aksi ini merupakan bentuk Protes Atas pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja, yang disahkan pemerintah Pusat Pada 05 oktober lalu.

Massa melempari petugas dengan batu, sementara petugas menurunkan kendaraan taktis yaitu Water Canon untuk menghalau massa namun tidak berhasil, massa berhasil menembus blokade pagar kawat barrier  akibatnya kantor DPRD Kota Palopo terus diserang massa. 

Meski petugas menembbakkan gas air mata, namun massa tetap melempari kantor DPRD Palopo, akibatnya sejumlah kaca jendela, plang kantor rusak, lampu dan pagar. 

Massa berhasil menerobos kawat duri dan masuk kedalam gedung DPRD, selain itu massa membakar kendaraan roda dua.

Kapolres Palopo, AKBP Alfian Nurnas mengatakan ada empat kendaraan roda dua yang dibakar massa dalam aksi unjuk rasa ini.

“Ada empat unit kendaraan roda dua yang dibakar massa, 1 unit adalah kendaraan Dinas Polisi dan tiga lainnya masih diselidiki dan diidentifikasi,” kata Alfian saat dikonfirmasi di lokasi, Kamis (08/10/2020) petang.

Alfian menyebutkan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa sejumlah petugas dan mahasiswa mengalami luka-luka.

“Ada beberapa petugas dan mahasiswa yang kena lemparan batu dan sudah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, semoga tidak mengalami hal yang parah,” ucap Alfian. 

Sementara mahasiswa yang sempat diamankan kini dipulangkan.

“Semua mahasiswa yang sempat diamankan sudah dipulangkan,” ujar Alfian.

Sebelumnya Jendral Lapangan (Jenlap) aksi Muhaimin Ilyas mengatakan aksi yang dilakukan hari ini adalah menolak undang-undang Omnibus Law Cipta kerja karena tidak berpihak kepada masyarakat.

“Kami meminta DPRRI untuk membatalkan atau mencabut dan menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja karena  sama sekali merugikan rakyat dimana undang-undang ini hanya untuk kepentingan oligarki, kapitalis dan imperialis,” tutur Muhaimin.



(*)

Previous Post Next Post