LUWU
UTARA – Pasca banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan yang
menerjang enam kecamatan, berdampak terhadap sejumlah aktivitas perekonomian
seperti perdagangan, perbankan, bandara dan aktivitas ekonomi warga lainnya.
Bupati
Luwu Utara Indah Putri Indriani, mengatakan geliat dan gairah ekonomi pasca
banjir tetap berjalan normal dengan banyaknya pengunjung yang datang di Luwu
Utara.
“Kalau
dilihat di daerah terdampak langsung, memang belum begitu terasa yah geliat
ekonominya, tetapi di daerah sekitarnya alhamdulillah bahkan masih di pekan
pertama itu sudah mulai beranjak normal, mungkin karena begitu banyak orang
yang masuk di Kabupaten Luwu Utara baik itu volunteer maupun pengunjung
biasa lainnya juga cukup membantu untuk
menggerakkan ekonomian Luwu Utara,” kata
Indah saat dikonfirmasi, Senin (03/08/2020).
Indah
mengatakan para donatur yang berdonasi untuk Luwu Utara banyak yang
berbelanja
di Masamba maupun di daerah dalam wilayah kabupaten Luwu Utara, sehingga
aktivitas perekonomian tetap berjalan.
“Termasuk
juga para donatur yang mau berdonasi bahkan mereka juga cukup banyak yang
berbelanja di Luwu Utara, ini cukup banyak membantu menggerakkan kembali perekonomian
Luwu Utara pasca terjadinya banjir bandang,” ucap Indah.
Sebelumnya
pertumbuhan ekonomi Luwu Utara tumbuh hingga 7,11 namun wabah pandemi covid-19
hanya ditargetkan 5,7, meski demikian banjir bandang yang melanda Luwu Utara juga
berdampak pada perekonomian.
“Kami
belum ukur yah, tapi terakhir Luwu Utara ini pertumbuhannya 7,11, nah target
kami karena ada pandemi covid-19 itu kami review dengan target 5,7 nah tentu dengan
adanya banjir bandang ini agak berpengaruh terhadap pencapaian target yang
telah ditetapkan,” ujar Indah.
Pantauan
di lokasi aktivitas perdagangan di sekitar lokasi banjir Masamba seperti pasar
tradisional, toko kelontong dan penjualan elektronik berjalan.
Sebelumnya,
banjir bandang di Luwu Utara terjadi pada Senin (13/07/2020) setelah meluapnya
tiga sungai yakni Sungai Rongkong di Kecamatan Sabbang, Sungai Meli di
Kecamatan Baebunta dan Sungai Masamba di Kecamatan Masamba.
Sebanyak
38 orang dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian ini, warga yang hilang sebanyak
9 orang sementara jumlah korban selamat sebanyak 1.590 orang.
Gubernur
Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan penyebab banjir disebabkan karena
faktor cuaca iklim yakni curah hujan tinggi.
“Daerah
Aliran Sungai yang ada di Luwu Utara kalau dilihat dari kondisi air setiap hari
diatas itu sangat terjaga, cuma memang hasil analisa melihat bahwa ada satu
masalah di hulu dengan kelerengan yang curam tidak didukung dengan agregat
tanah yang kompak,” ucap Nurdin.