LUWU
UTARA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM)
Republik Indonesia menyampaikan enam kesimpulan hasil
laporan singkat terjadinya gerakan tanah saat Longsor dan Banjir di Luwu Utara
pada Senin (13/07/2020) lalu.
Kepala Tim Tanggap Darurat dari PVMBG- Badan
Geologi-KESDM, Agus Budianto mengatakan terdapat enam kesimpulan dalam laporan
singkat Pemeriksaan Gerakan Tanah dan banjir Bandang di Kecamatan Masamba dan
Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan
Berikut
enam kesimpulan tersebut :
1) Kejadian Banjir Bandang di Luwu Utara dikontrol
kondisi alamnya. Kejadian ini dikontrol
oleh kombinasi kondisi geologi setempat
, kejadian gerakan tanah di hulu sungai
, terbangunnya dan jebolnya tanggul –
tanggul alam serta dipicu oleh akumulasi curah hujan
2) Terbukanya
lahan hutan akibat gerakan tanah meningkatkan ketidakstabilan lereng dan
berpotensi terulang kejadian gerakan tanah dan banjir bandang di masa dating
3) Wilayah terdampak banjir bandang umumnya berada pada
alur sungai di bagian hilir, wilayah
pedataran, kelok sungai serta pemukiman berbatasan dengan jembatan
4) Pendangkalan sungai yang tidak dikendalikan akan
berdampak potensi bencana susulan.
Dengan kondisi ini maka saat terjadinya
curah hujan tinggi dapat memicu limpasan air sungai berpotensi terjadinya banjir lumpur
5) Pembelajaran terpenting dari kejadian ini adalah
dengan kondisi hutan pada hulu sungai masih lestari dapat memicuh bencana apalagi jika terjadi alih fungsi
lahan yang tidak dikendalikan akan berdampak yang sangat merugikan semua pihak
dalam jangka Panjang
6) Sehingga perlu penataan kawasan ulang di alur sungai
banjir bandang dengan mempertimbangan mitigasi bencana geologi untuk mengurangi
dampak bencana di masa datang