PALOPO - Pasca longsor yang memutus jalan trans Sulawesi arah Palopo – Toraja,
Sulawesi Selatan, warga saat ini sudah
mengungsi menjauh dari lokasi bencana.
Tim
gabungan dari BPBD Kota Palopo, Tagana, TNI, Polri dan Balai Besar Jalan
Nasional (BBJN) memindahkan material
yang menumpuk di badan jalan.
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo menyebutkan akibat longsor sebanyak 8 unit
rumah tersapu material longsor.
“Sebanyak
8 unit rumah tersapu material longsor, sementar untuk korban jiwa tidak ada,”
kata Antonius Dengen, Kepala BPBD Kota Palopo, saat dikonfirmasi, Sabtu
(27/06/2020).
Menurut
Antonius, material longsor yang menumpuk berasal dari longsoran atas di
Kilometer 23 dan turun ke kilometer 21 dan menumpuk bahkan ada sebahagian yang
mulai bergerak turun.
“Material di
kilmeter 21 yang menumpuk di jalan itu dari atas walaupun di situ juga ada
longsor, dan sore ini sudah bisa tembus setelah dibersihkan meski belum bisa
dilalui kendaraan,” ucap Antonius.
Kondisi di
lokasi arus lalulintas dari kedua arah sudah dialihkan, sejumlah warga yang
terjebak kendaraan roda duanya memilih mencari jalan alternatif untuk bisa
keluar dari area longsor dengan dibantu warga memindahkannya.
Terputusnya
jalan trans sulawesi ini membuat 25 kendaraan terjebak dan masih berada di
lokasi.
“Barusan
kami ke dalam ada kendaraan bus sebanyak 4 unit, truk angkutan tabung gas
Elpiji sebanyak 3 unit, kendaraan pick
up yang membawa ternak ada 5 unit, roda empat, truk roda enam sebanyak 3, kendaraan bus ada 4 unit, minibus 7 unit,
sementara kendaraan roda dua sudah tidak ada,” ujar Abdi.
Tim Gabungan Bangun
Posko dan dapur Umum.
Pasca longsor tim gabungan BPBD, TNI, Tagana dan Kepolisian Polres
Palopo membangun posko pengungsian dan dapur umum bagi warga korban bencana
tanah longsor.
Warga korban longsor mengungsi ke rumah keluarga dan kerabat yang masih
berada di daerah Battang Barat.
Posko yang dibuat tersebar di beberapa tempat untuk memudahkan warga baik yang berada di tenda maupun pondok-pondok
warga. Sementara bantuan berupa logistik mulai berdatangan dari sejumlah pihak.
Warga yang menjadi korban dan mengisi dapur umum untuk memenuhi
kebutuhannya serta untuk kebutuhan warga pengguna jalan yang terjebak.
“Setelah kejadian longsor Jumat (26/06/2020) kemarin warga dan keluarga
terpisah pisah, ada yang ke Toraja Utara ada yang tinggal disini,” tutur
Muliati.
Muliati menuturkan sejak berdiri posko, kebutuhan sembako mulai masuk namun
masih kurang.
“Yang kami butuhkan saat ini adalah sembako karena jalan sudah putus
kami tidak bisa berdaya lagi, usaha kami habis,”jelas muliati.
Longsor
yang terjadi di kilometee 23 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota
Palopo sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu dan puncaknya pada Jumat (26/06/2020) sore.