LUWU TIMUR – Pemerintah
terus mengupayakan pembangunan interkoneksi sistem kelistrikan antara
Sulawesi bagian Selatan dan Sulawesi bagian Tenggara (Malili-Lasusua) dengan
membangun Transmisi Line 150 kV di section 2 anak perusahaan PT PJB (Pembangkit
Jawa Bali) yakni PT Rekadaya Elektrika yang merupakan bagian dari PLN Group.
Proyek Transmisi Line 150 kV Malili - Lasusua dibangun sepanjang 32,37 kilometer antara
section 1 sampai dengan section 3 yang menyambungkan Kecamatan Malili, Kabupaten
Luwu Timur, Sulawesi Selatan dengan Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara,
Sulawesi Tenggara.
Komisaris PT Rekadaya Elektrika, Idian mengatakan kebutuhan
listrik di Sulawesi terus meningkat , dengan selesaianya transmisi 150 kV
Malili-Lasusua maka diharapkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan industri
seperti industri smelter, tambang dan industri lainnya dapat tumbuh dengan
cepat.
“Transmisi dengan
150 kV ini daya yang dapat disalurkan yakni antara 150 hingga 300 megawhat
dengan jarak yang lebih jauh bisa sampai 500 kilometer, kalau diatas dari itu
kita butuh 500 kV,” kata Idian saat dikonfirmasi di lokasi, Selasa
(18/02/2020).
Idian menambahkan bahwa kendala yang dialami Malili Luwu
Timur selama beberapa tahun terakhir yakni seringnya terjadi pemadaman lampu,
pihaknya menjamin jika hal tersebut tidak akan terjadi lagi dengan adanya
pasokan listrik dari 150 kV.
“Pasokan listrik ke Malili,Luwu Timur dengan daya 150 kV pengiriman
daya untuk pembangkit ke pusat beban di Malili relatif jauh lebih aman,” ucap
Idian.
Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika,Harjono mengatakan proyek
transmisi line 150 kV Malili- Lasusua dibangun dengan jumlah Tower sebanyak 107
melibatkan pekerja terbaik sebanyak 200 orang dengan mempekerjakan warga setempat.
“Proyek ini terhitung cepat dikerjakan dalam 2 tahun 2
bulan, melihat lokasi yang ekstrem dan medan yang berbukit, keberhasilan proyek
ini tidak lepas dari dukungan PT PLN (Persero) dan warga sekitar proyek. Kami
memiliki hubungan dengan warga sekitar proyek juga sangat baik, terbukti dari
dukungan berbagai kalangan masyarat termasuk ibu – ibu yang turut berkontribusi secara
langsung dalam proyek ini,” kata Harjono.
Direktur Bisnis 2 PT Rekadaya Elektrika, Puguh Wedotomo menambahkan,
dengan selesainya pembangunan transmisi 150 kV Malili Lasusua, maka terjadilah
interkoneksi sistem antara sistem Sulawesi bagian Selatan dan Sulawesi
Tenggara.
"Interkoneksi ini tentunya sangat dinanti-nantikan oleh PLN, baik itu
PLN UIP Sulbagsel, PLN Kitlur Sulawesi maupun PLN UIKW karena dengan terjadinya
interkoneksi ini maka PLN mendapatkan manfaat antara lain : Bertambah kuatnya
sistim kelistrikan di Sulselrabar, Mutu listrik menjadi lebih baik, Pertumbuhan
ekonomi semakin meningkat, Energi murah yg berasal dari Sistem Sulbagsel
mengakibatkan menurunnya Biaya Pokok Produksi (BPP),” jelas Puguh.
“Dari data yang kami peroleh dari PLN bahwa interkoneksi sistem Sulbagsel dan Sultra ini terjadi penghematan sekitar Rp 55 Milyar
sebulan dari biaya pokok produksi. Project ini cukup lama terhenti karena
berbagai kendala yang dialami oleh kontraktor sebelumnya dan PT Rekadaya yang diberi kepercayaan untuk melanjutkan proyek ini oleh PLN UIP Sulbagsel dan
berhasil menyelesaikan project ini. Keberhasilan proyek ini tidak lepas dari
dukungan penuh dari PLN, baik itu PLN Kantor Pusat, PLN UIP Sulbagsel maupun PLN
UPP Kendari serta dukungan para mitra Rekadaya dan masyarakat sekitarnya yang
sangat antusias terlibat dalam pembangunan project ini,” tutur Puguh.