Ironis, Satu Keluarga ini, 2 Anaknya Alami Gangguan Jiwa






LUWU – Ironis, Nasib yang dialami keluarga Abdul Salam (81) dan Halima (60) Desa Lare-Lare, Kecamatan Bua,  Kabupaten Luwu,  Sulawesi Selatan, 2 anaknya mengalami gangguan jiwa sejak usia remaja. Usianya yang sudah tua harus memperbanyak waktu mengurus kedua anaknya yakni Anita (34) dan Saldi (31) yang mengalami gangguan jiwa sejak usia remaja.

Anita sejak tamat SMP tahun 2001,  ia mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2003  yang diawali dengan panas demam tinggi. Orang tua sempat membawanya ke rumah sakit namun kondisi keterbatasan biaya tidak memungkinkan untuk merawat Anita berlama lama di rumah sakit  sehingga harus keluar. 

“ Waktu kami bawa berobat ke rumah sakit kami terpaksa mengutang dulu demi membiayai pengobatannya, waktu itu tidak ada perubahan pada dirinya, namun karena keterbatasan biaya, kami terpaksa harus keluarkan dari rumah sakit,” kata Abdul Salam, saat dikonfirmasi, Kamis (28/11/2019).

Kondisi Anita yang tidak mengalami perubahan, orang tuanyapun mencoba membawa ke dokter ahli syaraf, dan diberikan obat, namun Anita tidak mau mengkonsumsi obat sehingga kondisinya semakin menjadi bahkan sempat dipasung bertahun-tahun.

“Kondisinya semakin jadi, bahkan sering mengamuk,  sehingga kami memasung sempat memasungnya selama 15 tahun lebih dan baru sekitar 6 bulan ini kami lepas dari pasungan karena kondisi fisiknya kini lemah dan hanya hanya bisa berbaring saja,” ucap Salam.   

Tak hanya itu, satu anaknya lagi yaitu Saldi juga mengalami hal yang sama,  ia mengalami gangguan jiwa pada umur 24 tahun  sampai harus dipasung selama 7 tahun karena kerap mengamuk, padahal sebelumnya Saldi sempat bekerja di sebuah perusahaan untuk menghidupi keluarganya. 

“Sewaktu dia kerja sering merasakan panas, sering bikin masalah dengan temannya, hingga mengalami gangguan jiwa, kamipun terpaksa memasungnya karena sering keluar ke jalan raya dan mengejar orang,” ujar Salam.


Saldi sempat dirawat di rumah sakit Dadi Makassar dan kondisinya sempat membaik hingga harus pulang ke rumah,  satu bulan kemudian Saldi kembali kambuh.  

Kondisi yang sama dengan kakaknya yaitu badan lemas membuat orang tuanya harus melepas pasungnya,  kini Saldi hanya  bisa telungkup di tempat tidur karena lemah fisik, sementara Anita terus berbaring.

Berbagai upaya sejak belasan tahun lalu sudah dilakukan Abdul Salam dan istrinya untuk berobat demi kesembuhan kedua anaknya seperti berobat secara medis maupun spritual, meski harus mengutang namun kesembuhan tak juga didapatkan. 

Abdul Salam dan istrinya kini pasrah dan hanya tetap berupaya merawat kedua anaknya sambil bekerja secara serabutan  dengan cara mengumpulkan Daun Sagu untuk membuat atap rumbia demi memenuhi kebutuhan keluarganya

Ia sebenarnya berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah, namun sayang bantuan tak kunjung datang.
“Setiap hari kami mengurusnya, kalau kambuh dan parah lagi penyakitnya kami tidak bisa berbuat apa apa, tidak bisa mengambil daun sagu untuk buat atap, karena harus dijaga, kalau mau makan yah apa adanya saja kami pasrah saja sama yang kuasa,” tuturnya.

Previous Post Next Post