Keterbatasan Kemampuan, Dioperasi Beberapa Kali, Hingga Usus Terburai, Aqilah Menghembuskan Nafas Terakhirnya


 
Aqilah Meninggal dunia setelah mendapat perawatan. Dok Airin. Facebook




LUWU UTARA - Aqilah bocah perempuan berusia 3 tahun, warga desa Tulung Indah,Kecamatan Sukamaju,Kabupaten Luwu Utara menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawerigading Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Selasa (8/10/2019) malam sekira Pukul 22. 00 Wita.

Aqilah adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Mariati (24) dan Suparmin (37) dia dioperasi karena mengalami ganggun pada usus dan batuk.

"Awalnya anak saya hanya demam biasa, kembung serta mencret, terus saya bawah ke
bidan untuk berobat dan bidan memberikan obat anti nyeri tapi Aqilah tidak juga sembuh.
saya bawah lagi ke bidan tapi bidan menyarankan untuk ke Puskesmas," kata Mariati, saat dikonfirmasi.

Mariati  melanjutkan membawa anaknya ke Puskesmas, setelah dibawa ke Puskesmas, dokter memberikan obat agar Aqilah bisa buang angin (kentut) namun kondisi Aqilah tidak mengalami perubahan.

Karena tidak mengalami perubahan, orangtuanya tetap meneruskan berobat intens di Puskesmas hingga 3 kali, dan terakhir Aqilah diinfus, dokter menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit.

"Sesampai di rumah sakit Hikmah Masamba, dokter menyarankan untuk dioperasi, karena ada masalah pada bagian ususnya," ucap Mariati.

Pada operasi pertamamanya, kondisi Aqilah melemah, dan mendapat perawatan di ruang Intensive Care Unit  (ICU) selama 6 hari,  kemudian dipindahkan di ruang bangsal selama 3 hari.

“Ada sesuatu seperti lemak keluar dari sela-sela jahitan bekas operasi dan kemudian jahitannya dibongkar,” ujarnya.

Keterbatasan kemampuan kedua orang tuanya, sang ayah Suparmin yang hanya bekerja sebagai pekerja serabutan yakni memanjat Kelapa warga jika diminta pemilik kebun membuatnya tak berdaya untuk mengobati anaknya, dengan terpaksa meminta keluar dari rumah sakit.

"Selama berapa hari dirawat di rumah sakit, kami minta keluar karena kondisi keluarga kami kurang mampu, dan selama beberapa hari di rumah, jahitan bekas operasinya infeksi dan keluar nanah, dan kami bawa lagi ke rumah sakit dan jahitannya dibersihkan," jelasnya.

Kami kembali ke rumah dan kami selalu kontrol, selang-selangnyapun dibuka karena sudah agak membaik sisa 4 jahitan yang belum dibuka karena untuk menyatukan kulitnya.

“Setiap saat dikontral dan lukanya sudah mengering, Obat Aqilah habis dan dokter memberikan resep untuk menebus obat Aqilah yang habis dan dari apotik kami dikasih obat puyer,” tuturnya.

"Setelah Aqilah mengkonsumsi obat tersebut selama tiga hari badan Aqilah langsung bintik-bintik seperti kena cacar, bintik-bintik tersebut semakin hari semakin banyak,  saya kembali membawa Aqilah ke rumah sakit, setelah beberapa malam menginap di rumah sakit ia batuk dan redah," sambung Mariati.

Pengobatan Aqilah terus dilakukan, Pada Kamis (3/10/2019) malam lalu, Aqilah dioperasi lagi, dan pada Jumat (4/10/2019)  malam ia bersin dan ada bunyi sesuatu dan dilakukan pengecekan ternyata ususnya keluar.

"Usus Aqilah keluar (terburai) dari sela-sela jahitan dan saya memanggil dokter tetapi dokter tidak ada, yang ada cuman pembantu dokter, pembantu dokter memasukkan usus Aqilah kedalam perut serta diperban. Setelah itu kami dirujuk ke rumah sakit Sawerigading Palopo dengan alasan dokter di rumah sakit Hikmah tidak ada di tempat," tuturnya.

Ayah Aqilah, Suparmin mengatakan bahwa anaknya selama di rumah sakit Hikmah dioperasi sebanyak 5 kali dan di rumah sakit Sawerigading Palopo 2 kali.

"Dokter wawan pernah menelpon saya dan meminta maaf," sebut Suparmin.

Dokter Ahli Beda rumah sakit Hikmah, dr. Suwanto saat dikonfirmasi terkait Aqilah dioperasi sebanyak 5 kali membantah pernyataan tersebut.

"Aqilah dioperasi cuman 2 kali tetapi masuk ruang operasi sebanyak 5 kali untuk memperbaiki jahitannya, karena kami tidak tega melihat pasien kesakitan," bebernya.

Dokter wawan sapaan akrab dokter Suwanto juga membantah kalau dirinya tidak pernah meminta maaf karena kesalahan tetapi ia meminta maaf karena  tidak ada ditempat saat usus Aqilah terburai.

"Kalau saya ada ditempat saya tidak akan merujuk pasien (Aqilah) karena saya tidak ditempat makanya saya rujuk ke rumah sakit Sawerigading Palopo.Kami juga sudah melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur," tuturnya.

Penulis: Putri

Previous Post Next Post