LUWU- Ratusan hektar padi sawah di Desa Lare-Lare, Kecamatan Bua, Kabupaten
Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (17/09/2019) dilanda kekeringan.
Tanaman padi warga yang berumur lebih dari 1 bulan mulai layu dan terancam mati,
begitupun dengan kondisi tanah persawahan mengalami retak-retak dengan lebar mencapai 15 sentimeter, akibat tidak mendapat pasokan air.
Menurut Petani, Nursan, mengatakan bahwa areal persawahan yang mengandalkan irigasi di desa ini sudah tak ada lagi air yang mengairi sawah akibat sumber air di sungai debitnya
semakin turun.
“Kami pasrah saja menunggu musim hujan kembali tiba, karena irigasi sudah kering dan
sumber air juga sudah semakin menurun,” kata Nursan, saat dikonfirmasi di lokasi.
Kondisi tanaman padi di desa tersebut terancam mati, yang membuat petani khawatir akan
gagal panen dan merugi. Petani berharap pemerintah membantu mengatasi kekeringan agar tanaman padi mereka kembali pulih.
“Disini ada 3 sungai sebagai sumber mata air cuma debitnya sudah turun, air sudah tidaka
mengalir ke irigasi karena tidak ada penampungan atau Ambung air,” ucapnya.
Sementara menurut Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Luwu, Irwan Hamka mengatakan bahwa sebanyak 350 hektar tanaman padi sawah di Desa Lare-lare, berdampak kekeringan akibat akibat menurunnya debit air sungai dan penampungan air yang mengairi persawahan belum ada, sehingga penanganan kekeringan belum maksimal yang membuat petani terancam merugi.
“3 Sungai itu yakni Sungai Tampa, sungai Salu Kuring dan Sungai Kadinge, untuk sungai
Salu Kuring dan Sungai Kadinge kondisinya memang belum maksimal untuk menyalurkan air ke persawahan, olehnya itu mungkin kedepan bisa dimaksimalkan dengan membuat Ambung. Kondisi tanaman padi jika 1 atau 2 pekan kedepan tak mendapat air terancam mati,” ujarnya.