Material Longsor Tutupi Jalan, Jenazah Terpaksa Digotong

PALOPO - Material longsor yang menutupi badan jalan Trans Sulawesi Palopo-toraja,kelurahan Battang Barat, kecamatan Wara Barat, kota Palopo, Sulawesi Selatan,Sabtu (06/04/2019) siang.  membuat pengantar jenazah terpaksa harus menggotong peti jenazah untuk melanjutkan perjalanan ke Toraja.

Diketahui Jenazah tersebut berasal dari kecamatan Wotu, kabupaten Luwu Timur menuju Toraja. namun harus melewati jalan yang tertimbun material longsor sehingga Pihak keluarga dengan terpaksa harus menggotong saat harus melewati material longsor, dibantu warga bersama dengan TNI dan Kepolisian yang sedang berada di lokasi longsor.

Menurut keluarga korban Hanoy, jika dirinnya beserta keluarga mengaetahui peristiwa longsor itu, ditengah perjalanan menuju Toraja.

“Kami baru tahu saat di tengah jalan menuju Toraja jika ada longsor, namun kami tetap melanjutkan karena jalur lain sangat jauh yaitu melewati Pinrang dan Enrekang, kami berupaya lewat meski harus menggotong peti jenazah,” ungkap Hanoy.

Setelah melewati material longsor, mobil Ambulans asal Toraja siap menyambung untuk melanjutkan perjalanan ke rumah duka di Sangalla.

Longsor akibat hujan deras yang terjadi sejak jumat malam pukul 22.00 wita, mulai dibersihkan petugas dari Balai Besar Jalan dan jembatan bersama TNI dan Polisi.

Tim Penyidik Jalan Balai Bsar Jalan dan Jembatan, Mustang mengatakan bahwa pembersihan material longsor membutuhkan waktu hingga 4 jam mengingat material longsor berupa kayu dan batu serta medan yang ekstrim membuat proses pembersihan agak lambat.

“Alat sudah turun dan bekerja, diperkirakan akan berlangsung selama 4 jam untuk memindahkan material,” kata Mustang, saat dikonfirmasi di lokasi longsor, Sabtu (06/04/2019).

Pasca longsor, perbaikan terus dikebut dengan memindahkan material longsor berupa bebatuan, kayu, dan batu. Hal ini membuat petugas harus ekstra hati-hati karena jalan tersebut berada pada kemiringan dan berhadapan dengan jurang.

Ratusan kendaraan dari dua arah harus bersabar menanti hingga beberapa kilometer, untuk melintas karena kendaraan yang harus melintas harus bergantian dan hanya bisa melintasi satu jalur, akibat material longsor masih menutupi sebagian badan jalan dan belum bisa dipindahkan sepenuhnya karena minimnya alat berat.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 1403 Sawerigading, Letkol M Imasfy, mengatakan bahwa pihaknya bersama kepolisian dan balai besar jalan berupaya memindahkan material longsor mengingat kondisi di daerah tersebut curah hujan tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi longsor susulan yang dapat mengganggu pengguna jalan.

“Alhamdulillah setelah berjibaku dengan beberapa pihak, jalan trans Sulawesi kembali normal dan bisa dilalui kendaraan baik roda dua , truk dan bis meski harus mengantri di jalan akibat macet selama 17 jam,” ujar Imasfy.(TI)
Previous Post Next Post