PALOPO - Dinas Kesehatan Kota Palopo mencatat sebanyak 110 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi sepanjang tahun 2025. Sementara penyakit diare masih mendominasi dengan total 1.784 kasus hingga akhir Oktober.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palopo, San Ashari, menjelaskan, pada Oktober saja tercatat 11 kasus DBD. Kasus tersebut tersebar di beberapa kecamatan, masing-masing Mungkajang (2 kasus), Wara Timur (5), Wara Utara (1), Wara (2), dan Bara (1).
“Rentang usia penderita DBD masih didominasi oleh kelompok umur 15 hingga 44 tahun,” ujar San Ashari, Jumat (7/11/2025).
Kasus Diare Tembus 1.784
Selain DBD, penyakit diare juga tercatat tinggi di Palopo. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, dari 1.784 kasus yang dilaporkan sepanjang 2025, sebanyak 661 kasus merupakan balita, sedangkan 1.127 kasus terjadi pada warga berusia di atas lima tahun.
Tren bulanan menunjukkan fluktuasi kasus diare. Pada Januari tercatat 230 kasus, Februari 207 kasus, Maret 154 kasus, April 196 kasus, Mei 174 kasus, Juni 187 kasus, Juli 243 kasus, Agustus 188 kasus, dan September 174 kasus.
Puskesmas Wara Utara Catat Kasus Terbanyak
Sebaran kasus terbanyak tercatat di wilayah kerja Puskesmas Wara UtaraKota, dengan 162 kasus untuk kelompok usia di atas lima tahun dan 62 kasus pada balita.
Sementara itu, Puskesmas Wara melaporkan 85 kasus pada balita dan 137 kasus pada kelompok usia di atas lima tahun.
Pengaruh Cuaca dan Lingkungan
San Ashari menjelaskan, perubahan cuaca serta penurunan kualitas lingkungan turut menjadi faktor meningkatnya kasus DBD dan diare di Kota Palopo.
“Penyakit yang biasanya banyak terjadi saat pancaroba adalah diare dan DBD,” kata San Ashari saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Palopo, Jumat (7/11/2025).
Ia menegaskan, perubahan suhu yang ekstrem, kelembapan tinggi, dan kondisi sanitasi yang menurun dapat memicu perkembangbiakan nyamuk serta meningkatkan risiko kontaminasi air.
Imbauan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan baik di lingkungan maupun dalam menjaga kesehatan pribadi.
Masyarakat diharapkan menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3M (Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah air, dan Mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk).
Selain itu, warga diminta menjaga kesehatan diri dengan mengonsumsi air minum yang cukup, mencuci tangan sebelum makan, serta rutin berolahraga agar daya tahan tubuh tetap kuat selama musim pancaroba.
“Kami mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kesehatan diri, memperbanyak minum air, dan rutin berolahraga untuk mencegah penularan penyakit yang meningkat saat pancaroba,” ujar San Ashari.
