End Google Tag Manager (noscript) --> Menteri Agama Nasaruddin Umar Terima Gelar Adat dari Kedatuan Luwu

Menteri Agama Nasaruddin Umar Terima Gelar Adat dari Kedatuan Luwu


PALOPO – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menerima gelar adat dari Kedatuan Luwu dalam sebuah prosesi yang berlangsung di Istana Kedatuan Luwu, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Jumat (3/10/2025).


Pihak istana Kedatuan Luwu, Maddika Bua  Andi Syaifuddin Kaddiraja menyatakan gelar yang dianugerahkan kepada Nasaruddin Umar adalah “To Makkadangnge ri Labutikka”, yang dalam bahasa setempat berarti “orang yang berpegang teguh pada kiblat.”


‘To Makkadangnge ri Labutikka’ artinya orang yang teguh berpegang pada kiblat,” kata Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja, saat dikonfirmasi.

 

Tradisi Penganugerahan Gelar Adat

Menurut Andi Syaifuddin, Kedatuan Luwu telah beberapa kali menganugerahkan gelar adat kepada tokoh nasional. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap mereka yang dinilai memiliki jasa dan pengaruh besar bagi bangsa dan daerah.


Sejumlah tokoh pernah menerima gelar adat serupa, di antaranya mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.


“Sudah sering kami berikan gelar adat, termasuk kepada Presiden SBY dan Ibu Megawati,” ucapnya.


Selain gelar adat, Nasaruddin Umar juga menerima keris dan Pin Kedatuan sebagai simbol kehormatan serta pengakuan dari masyarakat Luwu.


Usai menerima gelar adat, Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasinya kepada pihak Kedatuan Luwu atas penghormatan yang diberikan kepadanya.


“Izinkan saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas penganugerahan gelar ini,” ujar Nasaruddin.


Ia mengibaratkan gelar tersebut sebagai sebuah pengingat agar dirinya tetap konsisten dalam menjaga arah dan tujuan hidup sesuai harapan masyarakat.


“Mudah-mudahan gelar ini bisa berfungsi seperti weser agar tidak menyalip kanan-kiri, dan menjadi lampu agar tidak jatuh ke jurang,” tuturnya.


Kekaguman pada Budaya Luwu

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin juga menyampaikan kekagumannya terhadap kekayaan budaya dan sejarah Luwu yang masih terjaga hingga kini.


Menurut Nasaruddin, penganugerahan gelar adat mencerminkan tingginya penghargaan terhadap nilai-nilai keislaman sekaligus kearifan lokal.


“Tradisi ini menunjukkan bagaimana budaya dan agama bisa berjalan berdampingan, saling menguatkan, serta memberikan inspirasi bagi kehidupan berbangsa,” jelas Nasaruddin.

 

Sekilas Tentang Kedatuan Luwu

Kedatuan Luwu merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi Selatan yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan politik, budaya, dan penyebaran agama Islam di kawasan timur Indonesia.


Wilayah kekuasaannya pada masa lampau meliputi sebagian besar daratan Sulawesi bagian tengah hingga timur.


Luwu dikenal sebagai daerah penghasil besi sejak berabad-abad lalu dan menjadi pusat kebudayaan Bugis-Luwu.


Hingga kini, Kedatuan Luwu tetap dipandang sebagai simbol persatuan, adat, dan warisan sejarah yang berharga bagi masyarakat setempat.


Istana Kedatuan Luwu di Kota Palopo juga menjadi salah satu ikon budaya yang kerap menjadi pusat kegiatan adat dan ziarah sejarah.


Penganugerahan gelar adat di istana ini dipandang sebagai salah satu wujud pelestarian tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.


Prosesi adat yang dihadiri tokoh adat, pejabat daerah, dan masyarakat berlangsung khidmat. Acara ditutup dengan doa bersama serta ramah tamah antara Menteri Agama dan pihak Kedatuan Luwu.

 

Previous Post Next Post