Bendungan Rusak Akibat Banjir Bandang Tahun Lalu, Petani 4 Desa di Luwu Tak Bisa Tanam Padi

 


LUWU - Warga di empat desa di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan mengalami kesulitan dalam bercocok tanam padi sawah akibat bendungan yang menjadi sumber irigasi utama mengalami kerusakan. Akibatnya, ribuan hektare lahan pertanian tidak bisa ditanami, mengancam ketahanan pangan serta perekonomian warga.


Camat Suli, Agus Salim mengatakan bendungan yang mengalami kerusakan tersebut yakni Bendungan Radda di Desa Pasamai, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu yang selama ini menjadi sumber utama pengairan bagi para petani di Desa Malela, Cimpu, Kasiwiang, dan Cakkeawo.


“Kerusakan ini menyebabkan aliran air ke persawahan terhenti, sehingga petani tidak dapat menanam padi sesuai dengan jadwal musim tanam. Ada sekitar 1.468 hektare lahan persawahan di Kecamatan Suli tidak teraliri air irigasi,” kata Agus saat dikonfirmasi, Kamis (6/2/2029).


Menurut Agus, petani di empat desa tersebut yang terdampak tidak bisa menanam padi melainkan beralih ke tanaman jagung imbas kerusakan bendungan Radda  setelah diterjang banjir bandang pada Mei 2024 lalu.


“Suplai air ke sawah-sawah petani masih terhambat, belum ada yang turun ke sawah karena bendungan rusak sejak terjadi banjir tahun lalu terutama yang dirasakan warga Desa Malela, Cimpu, Kasiwiang, dan Cakkeawo," ucap Agus.


“Karena keterbatasan air, petani terpaksa menyesuaikan pola tanam mereka, apalagi masa tanam padi sudah lewat, jadi sebagai langkah antisipasi, petani diarahkan menanam jagung," tambah Agus.


Lanjut Agus, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR, BPBD, dan BBWS Pompengan Jeneberang untuk mempercepat perbaikan bendungan.


"Kami sudah berkomunikasi dengan PUPR, BPBD, dan BBWS Pompengan karena ini bendungan besar. Tapi sampai sekarang belum ada informasi mengenai rencana perbaikannya," ujar Agus.


Menurut salah seorang petani, Usman menyatakan kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa bulan tanpa ada perbaikan yang signifikan.


“Kami sangat bergantung pada air dari bendungan ini untuk perswahan, jika tidak segera diperbaiki, usaha kami terbengkalai, beruntung ada program tanam jagung yang bisa menopang,” tutur Usman.


Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki bendungan ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan dampaknya tidak hanya pada sektor pertanian, tetapi juga pada ekonomi dan kesejahteraan warga di empat desa tersebut.

 

Previous Post Next Post