MAKASSAR - PT Masmindo Dwi Area (MDA) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar.
Untuk kerjasama
tahap pertama ini MDA akan berkolaborasi dengan Tim Kajian Kebencanaan UNHAS
yang dibentuk oleh Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan
Bisnis Universitas
Hasanuddin.
Tim Kajian berasal dari berbagai disiplin ilmu (multidisiplin), yakni Teknik Geologi (Kebencanaan), Teknik Sipil (Infrastruktur), Kehutanan (Konservasi Hutan), Sosial (Kebijakan Publik), dan Manajemen Kebencanaan.
MoU
ini merupakan upaya nyata untuk meningkatkan mitigasi dan penanganan bencana di wilayah
operasional MDA, khususnya di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Ini
sejalan dengan arahan
Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan yang disampaikan dalam rapat koordinasi bersama
Komisi IV DPR RI dan seluruh pihak terkait di Kantor BPKHTL Wilayah VII
Makassar, beberapa
pekan silam.
Pj
Gubernur meminta setiap perusahaan agar lebih memperhatikan upaya
pencegahan bencana.
Kabupaten
Luwu menempati posisi pertama pada Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) di Sulawesi
Selatan.
Dari
24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, pada kurun 2015-2021, Kabupaten
Luwu berada di posisi kedua setelah Kota Palopo. Namun pada 2022-2024 Kabupaten
Luwu memiliki IRBI tertinggi atau berada di peringkat pertama (https://inarisk.bnpb.go.id/irbi#).
Jika
ditinjau dari peta zona kerentanan gerakan tanah dan peta
bahaya longsor, Luwu berada pada zona merah.
Direktur
Utama MDA Trisakti Simorangkir menyatakan, “Kerjasama ini tidak hanya fokus
pada kegiatan
operasional pertambangan yang berwawasan lingkungan, namun juga terhadap peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah yang kesemuanya itu beralaskan pada prinsip good
governance dan complianceship secara korporasi.
Trisakti
menambahkan bahwa kerjasama dengan Tim Kajian Kebencanaan UNHAS juga melibatkan
semua pihak termasuk otoritas terkait.
“Kami
optimis dapat memberikan kontribusi
nyata dalam upaya mitigasi bencana dan meminimalisir risiko di wilayah operasional
MDA dan sekitarnya," kata Trisakti.
Penandatanganan
MoU
ini menandai awal dari berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh kedua belah pihak, seperti penelitian bersama, pengembangan system peringatan
dini, pelatihan tanggap darurat, kampanye kesadaran masyarakat mengenai mitigasi
bencana, dan program-program lainnya.***