LUWU UTARA - Banjir yang merendam sejumlah kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, akibat jebolnya tanggul Sungai Rongkong, hingga Kamis (25/4/2024) masih merendam ruas jalan, permukiman warga dan lahan pertanian dan perkebunan.
Di Kecamatan Baebunta, banjir masih menggenangi sejumlah wilayah, meski sebagian sudah mulai surut.
Camat Baebunta, Andi
Pawiseang mengatakan ada 2 titik di Kecamatan Baebunta yang terdampak
banjir yakni Desa
Tarobok dan juga Desa Mario.
“Sebanyak
129 rumah terdampak banjir di 2 desa yaitu 79
di Desa Mario dan 50 di Desa Tarobok," kata Andi Pawiseang, Kamis (25/4/2024).
Menurut Andi
Pawiseang, banjir yang terjadi pada Selasa (23/4/2024)
dini hari membuat sejumlah fasilitas ibadah dan fasilitas
kesehatan juga terendam banjir.
“Jembatan
di Dusun Panggorok dan jembatan gantung penghubung desa di Dusun
Salutuara, Desa Mario rusak berat akibat
banjir,” ucap Andi
Pawiseang.
Selain rumah warga dan
fasilitas ibadah serta fasilitas kesehatan, banjir juga merendam
sejumlah lahan pertanian dan perkebunan.
"Di Desa Tarobok sekitar 200 hektare persawahan dan
300 hektare perkebunan terdampak banjir. Sementara di Desa Mario 190 hektare
lahan pertanian dan 210 hektare perkebunan juga terendam," ujar Andi Pawiseang.
“Untuk banjir
yang merendam Desa Tarobok, kerugian yang dialami diperkirakan mencapai Rp 500
juta,” tambah Andi Pawiseang.
Kepala Pelaksana badan
penanggulangan bencana daerah (BPBD) Luwu Utara Muslim Muckhtar mengatakan
banjir terjadi akibat cuaca ekstrem
dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi dan berdurasi lama.
“Kejadian ini adalah
kejadian bencana hidrometeorologi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem, 3 hari
berturut-turut hujan mengguyur Luwu Utara menyebabkan banjir, sehingga luapan
air begitu besar, sehingga sungai-sungai yang ada tidak mampu menampung air yang
akhirnya mencari tempat-tempat menyebar ke lahan pertanian, permukiman dan ruas
jalan,” jelas Muslim Muckhtar.