PALOPO - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, akan berkunjung ke
Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/2/2024) besok untuk menemui petani.
Direktur
Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, mengatakan
tujuan kunjungan Menteri Pertanian ke Kota Palopo, mengatakan karena Kota
Palopo merupakan wilayah dengan sumberdaya pertanian yang luar biasa.
"Kota
Palopo adalah salah satu wilayah penghasil kakao terbesar di Sulawesi, dan
tanaman sagu yang terus diberdayakan, sehingga pak Menteri berkenan hadir untuk
menggerakkan petani," kata Andi Nur Alam Syah, saat dikonfirmasi di lokasi
rencana kunjungan Mentan, kepada Kompas.com, Jumat (2/2/2024).
Menurut ,
Andi Nur Alam Syah kedatangan Mentan Andi Amran Sulaiman merupakan sinergitas
Kementan dengan TNI AD, sesuai dengan MoU termasuk dengan Menteri Pertahanan,
untuk terus menggerakkan seluruh kemampuan untuk mengoptimalkan lahan-lahan
yang tidak produktif menjadi produktif demi ketahanan pangan.
“Besok
pagi Pak Menteri akan hadir bersama Panglima, Pangdam, Kapolda Sulsel, Wali
Kota Palopo, bersama petani, pekebun, petani milenial dan Babinsa terkait
dengan temu tekhnis pekebun untuk menggerakkan baik sektor tanaman pangan
maupun perkebunan,” ucap Andi Nur Alam Syah.
Lanjut Andi
Nur Alam Syah, kedatangan Menteri Pertanian untuk melaksanakan tanam padi
bersama di Kecamatan Sendana, Kota Palopo.
"Besok
pak Menteri akan ke Sendana, untuk penanaman padi bersama petani Sendana dan
juga petani milenial," ujar Andi Nur Alam Syah.
Andi Nur
Alam Syah, menyampaikan, Kementerian Pertanian tidak dapat bekerja sendiri
untuk mengembangkan pertanian di Indonesia, mengingat cuaca ekstrem Elnino
masih berlangsung..
"Apalagi
saat ini, kondisi iklim tidak menentu dan Indonesia masih mengalami El Nino
keras yang belum berhenti hingga saat ini, semoga dengan kolaborasi ini baik
sektor pangan maupun perkebunan, terus berlanjut, petani kita tetap bisa
berproduksi, sehingga pak Menteri kita akan memberi semangat kepada petani,
menyampaikan berbagai program yang sudah dilaksanakan termasuk dengan pupuk
subsidi, biaya operasional penyuluh, sehingga semua bisa bergairah," tutur
Andi Nur Alamsyah.
Sementara
itu petani di Sendana, Satinah (38) mengungkapkan bahwa selama ini jatah pupuk
yang mereka terima berkurang bahkan sulit untuk didapat.
“Kami
petani hanya dua kendala kami yaitu pupuk dan traktor, kalau pupuk kami masih
kekurangan hanya dapat 4 zak per hektar
atau 100 kilogram semuanya yaitu pupuk Ponska 50 kilogram dan Urea 50
kilogram, semoga kedatangan pak menteri ada solusi,” harap Satinah.