LUWU - Sedikitnya 3 orang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) tewas tenggelam di Sungai Lamasi, Dusun Gerumbul II, Desa Wiwitan Timur, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, saat mandi-mandi di sungai..
Ketiga korban pelajar SMP tersebut
berasal dari Desa Setiarejo, Desa wiwitan dan Desa pelalan, masing-masing Aditya
(15) alamat Dusun Purworejo, Desa Setiarejo,
Malik (15) alamat Dusun Wiwitan Barat, Desa Wiwitan dan Fatur (15) alamat Desa Pelalan.
“Para
pelajar tersebut sedang mandi mandi di sungai namun tiba tiba saja tenggelam, kejadiannya Sekira
pukul 14.00 Wita, korban di evakuasi warga bersama Babinsa ke Puskesmas Lamasi
dengan menggunakan kendaraan Ambulans untuk penanganan medis, namun korban tak
dapat tertolong,” kata Ahmad Lamo, Babinsa Wiwitan Timur, saat dikonfirmasi di lokasi, Minggu
(24/9/2023) sore.
Menurut Ahmad Lamo, para korban dibawa ke rumah masing-masing dengan menggunakan kendaraan Ambulans Puskesmas Lamasi setelah identitas dan orang tuanya dihubungi.
"Para korban sudah di rumah masing-masing untuk dimakamkan," ucap Ahmad Lamo.
Lanjut Ahmad Lamo, korban awalnya bersama temannya sebanyak 17 orang berangkat ke Sungai Lamasi untuk piknik dan makan di pinggir sungai sekitar pukul 10.00 Wita..
“Pada pukul 13.30 Wita, korban bernama Aditya melompat ke sungai untuk mandi tetapi tidak bisa berenang, sehingga rekannya Fatur dan Malik menolong dengan cara
melompat ke sungai, namun juga tidak bisa berenang sehingga menyebabkan keduanya ikut
tenggelam, rekan korban meminta tolong ke warga sekitar untuk menolong, wargapun
datang menolong ketiganya namun korban sudah meninggal dunia,” ucap Ahmad Lamo.
Budi Santoso warga setempat yang melakukan pertolongan mengatakan untuk mendapatkan para korban, harus menyelam sedalam tiga meter di area yang dalam tempat penggalian tambang Galian C.
“Jadi
saat rekan korban melaporkan, kami langsung ke lokasi dengan menyelami sungai
dan satu persatu kami dapat dalam kondisi tenggelam bahkan ada yang masih
sempat kami angkat balik dan keluar muntah dari mulut sambil membawa ke
Puskesmas tapi nyawanya sudah tak dapat ditolong,” ujar Budi Santoso.
Budi mengatakan untuk mengangkat korban harus menyelam dan waktunya agak lama padahal kondisi sungai arusnya tidak deras.
“Capek
juga karena kami habis lari untuk menolong lalu menyelam dan mengangkat korban
dari dalam air,” tutur Budi.
Pantauan
di lokasi, area tersebut adalah lokasi tambang galian C yang baru saja
beroperasi, ditempat yang memiliki kedalaman biasa digunakan warga untuk memancing
ikan dan mandi.
“Memang
tempat disini sering dipakai warga untuk memancing dan rekreasi atau
mandi-mandi di tempat dalam itu, kalau warga setempat sudah dianggap biasa
kalau anak-anak yang meninggal tadi mungkin mereka tidak bisa berenang dan bukan
warga disini,” tambah Budi.
Hingga Minggu (24/9/2023) petang, polisi belum memasang garis polisi di lokasi, sejumlah tempat korban yang dilapisi daun pisang oleh warga tidak berani menyentuhnya.