PALOPO – Aipda Jacky Galela, seorang Bhabinkamtibmas Polsek Wara Utara, yang bertugas di Kelurahan Luminda, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, membuat rumah belajar untuk anak-anak yang letaknya di Jalan Rusa.
Jacky Galela mendirikan Rumah Belajar bernama Victory, dibangun sejak 3 tahun lalu, menggunakan dana pribadi sendiri setelah melihat keresahan anak-anak di wilayah itu yang suka bermain sampai ke sungai pada sore hari tanpa terkontrol sehingga ia termotivasi mengajar anak-anak di lingkungan tersebut untuk memberikan pelajaran tambahan pada sore hari.
“Soal pendanaannya saya gunakan gaji pribadi dengan menyisihkan sebagian setiap bulannya, saya sisihkan untuk menyewa tempat dan juga menyediakan segala fasilitas di ruah belajar ini,” kata Jacky saat ditemui di rumah belajar victory, Minggu (13/8/2023).
Menurut Jacky, membangun rumah belajar Victory mempunyai history yang cukup menantang, pasalnya rumah belajar tersebut awalnya sebuah warung tempat penjualan minuman keras (Miras) lalu kemudian disulap menjadi rumah belajar yang kini ramai digunakan anak-anak.
“Disini adalah rumah tempat penjualan miras tradisional yaitu Ballo, jadi saya terpikir bagaimana saya mencoba menyewa tempat ini menjadikan rumah belajar dan syukur impian itu telah terwujud,” ucap Jacky.
Jacky merasa terus termotivasi dengan kegiatannya setiap hari, dimana lingkungan tersebut adalah lingkungan yang cukup keras dengan kehidupan seperti masih adanya anak-anak putus sekolah dan adanya penjual atau warung warung yang memperjualbelikan miras.
“Saya lihat banyak anak-anak yang putus sekolah karena kalau sudah SMP atau tamat SMP mereka malas sekolah dan juga dengan lingkungannya yang keras makanya saya termotivasi agar anak-anak ini bisa menang atas lingkungannya dan bisa semangat untuk belajar,” ujar Jacky.
Jacky memberi nama rumah belajar itu dengan nama Victory yang berarti menang dan berharap kedepan anak-anak bisa menjadi pemimpin.
“Nama Victory ini artinya menang dari kemalasan, menang dari lingkungan maksudnya tidak terpengaruh dengan lingkungan yang keras, dengan harapan kedepan anak-anak ini menjadi cerdas dan menjadi pemimpin yang dapat meningkatkan potensi wilayah tugas ini,” harap Jacky.
Dalam mengelola rumah belajar Victory, Jacky Galela tidak hanya sendiri memberikan pelajaran atau bimbingan melainkan dibantu oleh sang istri yaitu Hermina, relawan dari mahasiswa dan Lurah Luminda Franky Lasarus, serta Babinsa Kelurahan Luminda.
“Istri saya memberi dukungan dan bersama sama mengelola dan memberi pelajaran kepada 50 orang anak-anak di rumah belajar Victory ini, kami bersama relawan mahasiswa dan tak kalah pentingnya kami tiga pilar yakni Lurah dan Babinsa ikut membantu serta mendukung mengajar anak-anak di sini, tak lebih lagi pada warga atau orangtua di kelurahan ini,” tutur Jacky.
Kehadiran rumah belajar Victory bagi warga di Jalan Rusa, Kelurahan Luminda menjadi harapan baru bagi warga, pasalnya dengan adanya rumah belajar yang dibangun dan dibina oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Luminda dan didukung warga dan tiga pilar terjadi pola perubahan pada anak-anak.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya rumah belajar ini karena waktu bermain anak saya lebih bermanfaat digunakan untuk belajar, membaca dan menulis, selama ini waktu bermain anak kami
tidak terbuang sia-sia, anak-anak kami juga yang tadinya tidak lancar membaca selama ikut disini sudah lancar dan tahu cara berhitung,” jelas Ersha (33) salah seorang orang tua siswa.
Lurah Luminda, Franky, mengatakan kondisi di Kelurahan Luminda selama ini terpantau agak rawan dengan banyaknya warung Miras jenis Ballo sehingga kondisi keamanan agak rawan, dengan adanya rumah belajar Victory yang mengubah warung Ballo menjadi tempat belajar anak-anak daerah ini menjadi mengalami perubahan dan sekarang ini kondisinya terpantau aman.
“Rumah belajar ini sangat mempengaruhi kondisi anak-anak pelajar kita saat ini, banyak yang putus sekolah kemarin-kemarin tapi setelah ada rumah belajar ini minat belajar mereka meningkat,” imbuh Franky.
“Warga sangat mengapresiasi rumah belajar ini karena anak-anak mereka terkontrol lebih me dengar kepada orang tua mereka jadi anak-anak tidak lagi liar kemana-mana kalau sore, terutama ke tempat yang berbahaya seperti sungai,” tambah Franky.