78 Tahun Indonesia Merdeka, Warga Kampung Salu Paku di Luwu Utara Belum Nikmati Listrik PLN

 
LUWU UTARA  - Warga Dusun Salu Paku, Desa Tandung, Kecamatan Sabbang, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, hidup dalam keterbatasan fasilitas negara, mereka belum menikmati infrastruktur yang memadai.

 

Diusia kemerdekaan republik Indonesia yang ke-78 tahun ini, mereka seakan belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya.

 

Warga Dusun Salu Paku hidup dengan mengandalkan pertanian padi sawah  dan perkebunan,   letaknya berada di balik perbukitan  yang membuat akses mereka terganjal  untuk mengangkut dan mempromosikan hasil bumi. 

Untuk sampai di permukiman warga Dusun Salu Paku, harus melewati pinggiran gunung sejauh 4  kilometer lebih dengan lebar jalan antara 1 hingga 1,5 meter, disamping terdapat jurang yang cukup dalam.

 

Sedikitnya 60 unit rumah yang berada di Dusun Salu Paku belum teraliri perusahaan listrik negara (PLN).  Warga hanya mengandalkan listrik tenaga mikro hidro atau turbin yang dikelola secara swadaya.

 

Rusman (48) salah seorang warga mengatakan sudah 11 tahun turbin beroperasi dan penggunaan listrik dari hasil turbin sangat terbatas.

 

“Sudah 11 tahun kami kelola turbin, hanya saja penggunaannya terbatas yakni untuk satu rumah tangga dibatasi 3 balon lampu ditambah 1 unit televisi, kalau lebih dari itu daya akan berkurang atau redup, waktu pemakaiannya mulai jam 06.00 sore hingga pukul 07.00 pagi,” kata Rusman, saat dikonfirmasi, Minggu (13/08/2023).

 

Menurut Rusmin, kendala yang dialami dengan menggunakan listrik mikro hydro yakni pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, listrik tiba-tiba padam.

 

“Karena kami berada di aliran Sungai Rongkong dan daerah kami memiliki curah hujan tinggi, kalau banjir banyak sampah kayu dan lumpuh dan menutup saluran air yang menggerakkan turbin, sehingga kami harus membersihkan terlebih dahulu, kadangkala itu kami lakukan dalam kondisi hujan deras, namun jika tidak memungkinkan kami menunggu sampai besok,” ucap Rusman.

 

Ika Susiani seorang Ibu rumah tangga yang juga kepala dusun Salu Paku kerap mengeluh saat tengah beraktivitas namun lampu tiba-tiba redup atau padam  sehingga harus menggunakan senter untuk melanjutkan aktivitas.

 

“Kami disini tidak seperti orang-orang di luar sana karena listrik kami disini hanya menggunakan aliran air, kadang padam kadang menyala bahkan pernah rusak selama satu bulan jadi kami disini hanya menggunakan obor kembali seperti tahun 70an ,” ujar Ika.

 

Warga berharap pemerintah membangun jaringan listrik PLN agar kehidupan mereka nyaman dan setara dengan warga lainnya yang memiliki fasilitas memadai

 

“Kami sangat mengharapkan pemerintah untuk membangun jaringan listrik PLN di dusun kami, karena listrik yang kami andalkan disini terbatas terutama saat musim kemarau kalau debit airnya kurang maka lampu hanya menyala redup bahkan tidak menyala sama sekali,” tutur Ika.

 

Keterbatasan infrastruktur di Dusun Salu Paku, Desa Tandung  terutama listrik PLN dan jalan telah diusahakan pemerintah desa  melalui beberapa kali pembahasan,  namun hal itu belum terealisasi.

 

Kepala Desa Tandung, Hisbullah mengatakan listrik dan jalan merupakan program yang paling dinanti warga, bahkan sudah sering dibahas.

“Jaringan listrik bisa masuk di sini, tapi alasan pemerintah bahwa karena jalan di sini belum baik juga sehingga akses disini juga tidak bagus sehingga perlu diperhatikan pemerintah agar supaya kedua permasalahan yang dihadapi warga bisa diselesaikan dengan baik, terutama akses jalan supaya memudahkan masuk listrik, karena memang jalan di sini masih setapak walaupun motor bisa melintas tapi sebatas itu saja, selain itu masih banyak pepohonan,” jelas Hisbullah.

     

Previous Post Next Post