LUWU - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, membangun smelter nikel di Desa Karang-karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Smelter nikel tersebut dikerjakan oleh PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) dan terus digenjot pengerjaannya dengan target bisa beroperasi tahun ini.
Jusuf
Kalla meninjau sejumlah fasilitas pendukung di area proyek operasi smelter,
pabrik hingga terminal khusus atau Jetty, melewati akses Hauling PT. BMS, Rabu
(22/2/2023).
Menurut
Jusuf Kalla, Smelter dibangun di Luwu dengan alasan lebih efektif dan efisien
sementara material tambang nikel berasal dari Sulawesi Tenggara.
“Untuk
material diambil dari sekitar kendari, Kolaka dan Kolaka Utara, dari sana
perjalanan lewat laut hanya sekitar 6 jam saja, jadi jauh lebih efisien
daripada mereka bawa ke Sulawesi Tengah, jadi kita lebih efisien dan keluarnya
juga lebih mudah,” kata JK sapaan akrabnya saat dikonfirmasi, Rabu (22/2/2023).
Jusuf
Kalla menyebut rencana mulai beroperasi smelter nikel dilakukan pada tahun 2023
ini dan akan merekrut ribuan tenaga kerja.
“Tahun
ini sekitar Agustus-September rencananya sudah bisa beroperasi, rekrutmen
tenaga kerja dibutuhkan banyak, sekarang saja sudah seribu itu baru seperlima
nanti kalau sudah beroperasi kira-kira empat ribu tenaga kerja,” ucap JK.
JK
mengatakan komitmen dengan pemerintah daerah khususnya Kabupaten Luwu dan
masyarakat sekitar akan diperhatikan sesuai kebutuhan.
“Komitmen
kami untuk kesejahteraan Pemda dan masyarakat untuk membangun apa yang bisa
dilakukan bersama seperti pendidikan, sosial, infrastruktur, penghijauan yang
penting bagaimana daerah di Luwu ini masyarakat menerima manfaat,” ujar JK.
Saat
ini smelter nikel tersebut telah terbangun satu tungku dari dua tungku yang
dipersiapkan untuk beroperasi tahun ini, selain itu dukungan infrastruktur
seperti pelabuhan Jetty dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk mensuplay listrik juga tengah
dibangun .
Site
Manager PT BMS Zulkarnaen mengatakan pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty
sedang dalam pengerjaan dan sekitar 3 bulan kedepan sudah bisa selesai sehingga
smelter sudah beroperasi tahun ini.
“Pelabuhan
Jetty keluar sepanjang 800 meter dari bibir pantai dengan kedalaman hingga 7
meter, kalau tidak ada halangan, cuaca bagus sudah selesai sekitar 3 sampai 4
bulan kedepan, nantinya selain material dibongkar untuk dibawa ke dalam pabrik
juga akan melakukan pemuatan untuk ekspor ke negara tujuan,” tutur
Zulkarnaen.
Diketahui
smelter nikel yang dibangun Jusuf Kalla melalui PT BMS memiliki nilai investasi
sebesar Rp10 triliun ditargetkan beroperasi beberapa bulan kedepan dan siap menampung empat ribu tenaga kerja
Smelter
yang dibangun di atas lahan seluas 141 hektare tersebut memiliki kapasitas
mencapai 60 ribu ton per tahun untuk
satu smelter, rencananya hingga tahun 2030 akan dibangun sampai 14 tungku
smelter.