Kunker Deputi Litbang BKKBN ini dihadiri beberapa pejabat, di antaranya: Bupati Indah Putri Indriani; Wakil Bupati Suaib Mansur; Ketua DPRD Basir; Dandim 1403 Sawerigading, Letkol Inf. Apriadi Nidjo; Sekda Armiadi; Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Dra. Hj. Andi Ritamariani; Kepala DP3AP2KB Luwu Utara, Andi Zulkarnaen; dan beberapa Kepala Perangkat Daerah.
Dalam kunjungannya itu, Muhammad Rizal memuji penanganan Stunting di Kabupaten Luwu Utara. “Tadi ibu Bupati telah memaparkan tentang peta Stunting. Di mana penanganan Stunting di Kabupaten Luwu Utara itu sudah sangat baik. Nomor dua terbaik di Provinsi Sulawesi Selatan, setelah kota Makassar, dengan prevalensi stunting 19,2%,” beber Muhammad Rizal.
Penanganan Stunting yang sangat baik ini, juga linier dengan prestasi yang dikeluarkan BKKBN lainnya. Menurutnya, Luwu Utara telah banyak menorehkan prestasi berkelas nasional, di antaranya Manggala Karya Kencana (MKK) dan Wira Karya Kencana (WKK). “Semua penghargaan dari BKKBN ini, telah diraih oleh Kabupaten Luwu Utara,” ucap Rizal.
Dengan banyaknya prestasi tersebut, maka ia mengakui kedatangannya ke Luwu Utara sudah sangat tepat karena Luwu Utara adalah daerah yang luar biasa, di mana akan lahir pemimpin dari generasi emas yang sehat dan cerdas. “Ayo kita percepat penurunan angka stunting karena di sini akan lahir pemimpin generasi emas yang sehat dan cerdas,” tandasnya.
Sementara Bupati Indah Putri Indriani di hadapan Deputi BKKBN dan Kaper BKKBN Sulsel, mengatakan, penanganan Stunting harus melibatkan semua pihak.
“Bicara stunting banyak sekali yang dilibatkan di dalamnya. Kemudian kita melakukan pendekatan konvergensi. Jadi, ada penyatuan program kerja untuk mengantisipasi masalah Stunting,” jelasnya.
Dikatakan Indah, komitmen pemerintah daerah dalam percepatan penurunan Stunting dapat dilihat dari diterbitkannya berbagai regulasi tentang percepatan penurunan Stunting. “Adapun target penurunan stunting berdasarkan RPJMN 2019-2024 terdapat 30,8 kasus stunting berdasarkan Riskesda 2018 dan targetnya adalah di 14% pada tahun 2024,” kata dia.
“Sementara untuk RPJMD Luwu Utara di tahun 2021 berdasarkan laporan e-PPGBM, Luwu Utara data awalnya ada di 12,7% dan 2024 targetnya ada di 13%. Jadi, sebenarnya sudah berada di bawah target yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, kami tetap berikhtiar agar penurunan angka stunting semakin laju di kabupaten Luwu Utara,” harap Indah.
Kendati demikian, target yang sudah dicanangkan tidak dapat terwujud jika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. “Yang paling penting dari angka-angka ini adalah tugas kita menghadirkan SDM yang berkualitas karena kita berbicara Stunting. Apalagi kita sedang mempersiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Andi Ritamariani, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Bupati Luwu Utara bersama seluruh jajarannya atas berbagai inovasi yang dilahirkan dalam rangka mengakselerasi penurunan Stunting, utamanya dalam pelaksanaan Bazaar Sehari Lomba Menu Cegah Stunting.
“Kabupaten Luwu Utara ini sangat luar biasa sekali, karena seluruh tahapan dalam upaya penurunan Stunting itu telah dilakukan dengan baik dan sempurna. Untuk itu, terima kasih kepada Bupati dan seluruh jajarannya karena tahapan-tahapan ini kita lalui. Mohon penguatan untuk mempercepat penurunan Stunting di Provinsi Sulawesi Selatan ,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala DP3AP2KB Luwu Utara, Andi Zulkarnaen, menyebutkan bahwa kunker Deputi BKKBN Pusat ini juga dirangkaikan dengan berbagai kegiatan, seperti Penandatanganan Komitmen Bersama, Pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Peduli Stunting Kabupaten Luwu Utara, serta Penandatanganan MoU bersama dengan Kamenag Luwu Utara. (Dw/LH)