Anggota Polsek Malili ini Buat Pupuk Organik, Hasilnya Bisa Membuat Tanaman Berbuah DiLuar Musimnya

 

LUWU TIMUR – Aipda Khairil  salah seorang anggota Polri aktif bertugas di Polsek Malili, ternyata punya talenta yang cukup bagus dalam bidang pertanian.

Aipda Khairil adalah anak petani  yang kini punya karyanya untuk membantu masyarakat di bidang pertanian dan perkebunan, karyanya  terbilang gemilang dengan berhasil meracik pupuk organik yang bisa membuat durian berbuah tidak pada musimnya.

Belakangan ia membuat  pupuk organik yang ia berinama Cakra. Produk pupuk yang dibuatnya sudah diakui banyak petani di Luwu Timur.

Semua petani yang mencoba pupuk buatannya merasa puas dan tertarik ingin menggunakan pupuk buatan Aipda Khairil.

Uniknya pupuk Cakra ini diracik dengan bahan herbal yang selama ini dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit yang dialami warga.

Kejeliannya mengkombinasikan herbal tersebut menjadi sebuah pupuk organik untuk tanaman dianggap hal yang sangat luar biasa.

Sakka, salah seorang guru di Pondok Pesantren,  di Desa Taripa, Kecamatan Angkona sudah merasakan manfaat pupuk Cakra tersebut, ia mengaku pohon duriannya kini sudah berbuah dan sudah siap dipanen.

”Sebelumnya pak pohon durian ku ini tidak mau berbunga, umurnya sudah lebih 15 tahun,  3 kali saya siram pupuk Cakra sudah keluar bunganya, kini sudah siap mau panen. Saya masih ragu apakah betul karena pengaruh pupuk tersebut pohon duriannya berbuah, akhirnya saya siram lagi batangnya dengan pupuk Cakra, sebulan kemudian keluar lagi bunganya yang lebat, disitulah saya percaya khasiat pupuk Cakra ini,” kata Sakka.

Sejumlah institusi yang bergerak dalam bidang usaha pertanian dan perkebunan juga melirik pupuk Cakra, seperti PT Vale dan PT Mars sudah berkali -kali minta Khairil menguji coba pohon Kakao milik kelompok tani yang dibina PT Mars.

Aipda Khairil menjelaskan bahwa pupuk racikannya bisa membuat tanaman ,bisa berbuah diluar musim buah -buahan.

Para petani yang mencoba pupuk buatannya semuanya mengaku puas. Bahkan ada yang memesan sampai 300 jeriken, Itu petani dari Sulawesi Tenggara.

”Tapi tidak bisa saya penuhi karena sampai saat ini saya belum berani untuk menentukan berapa harga yang harus saya jual untuk setiap kemasannya,“ ucap Khairil.

Sebagai seorang anggota Polisi, ia juga tahu diri bahwa meski produknya sudah dapat pengakuan dari petani, tapi pupuk racikannya belum memiliki hak Paten. Belum juga diuji secara Laboratorium.

”Disinilah saya butuh bantuan dari Pemerintah Daerah untuk mendapatkan legalitas seperti Hak Kekayaan Intelektual, selain itu ia juga siap racikan pupuknya diuji di laboratorium, untuk hal ini saya butuh bimbingan dari pemerintah daerah, biar bagaimanapun saya tidak rela karyanya ini dijiplak orang lain, ” ujar Khairil.

Selama ini pupuknya diberikan cuma -cuma untuk membantu petani yang mengalami tanamannya kurang sehat.

Petani yang sudah dibantunya lebih banyak di wilayah Malili, seperti di Pongkeru, Tarabbi termasuk di kelurahan Malili.

“Kalau ada tanaman diperkarangan rumah atau dikebun yang sakit atau tidak mau berbuah silahkan hubungi saya, kita tes pakai pupuk Cakra Insa Allah berbuah itu,” tutur Khairil.

Pupuk racikan dari bahan herbal tersebut cocok untuk semua jenis tanah. Kelebihannya mengobati tanaman yang sakit, mempercepat keluar bunga, dan jika digunakan untuk padi menambah berat buah padi.

Kahiril mengaku meciptakan pupuk organik tersebut sejak 2015 silam. Sebelumnya Khairil memang mahir dalam meracik obat herbal untuk kesehatan manusia.

Saat itulah ia berpikir jika penyakitnya manusia bisa sembuh dengan obat herbal kenapa tumbuhan tidak bisa. Saat itulah ia berinisiatif membuat pupuk organik. Namun sebelum meracik, mempelajari dulu kondisi tanah yang ada di Luwu Timur.

Setelah itu barulah ia meracik herbal untuk uji coba pupuk organik dan ternyata hasilnya memuaskan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Inspirasitimur.com. Mari bergabung di akun resmi Fanpage Facebook Inspirasi Timur, dengan klik link https://bit.ly/3pgo7vY

Previous Post Next Post