San Ashari,
SKM., M.Kes Ketua
PERSAKMI Kota Palopo |
Setiap hari,
laporan tren kasus baru dan kematian akibat covid terus mengalami peningkatan. Jumlah
kasus secara global sampai hari ini telah melampaui 100 juta kasus dgn 2,28
juta orang telahmeninggal dunia. Di indonesia, angka kasus covid pun tidak
menunjukkan angka yang sedikit karena telah mencapai 1,2 juta kasus atau 1% lebih
dari total kasus secara global dengan angka kematian mencapai 33.367 kasus.
Sedangkan di Kota Palopo jumlah kasus hingga pertengahan februari telah
mencapai 1.250 dengan total kematian 48 kasus.
Sebelumnya, di china hanya ada 85.000 orang tertular
dari 1,7 milyar penduduknya. China selama ini berhasil mengatasi wabah dengan
menekan angka kasusmelalui cara lockdown. Namun, begitu isolasi dibuka
virus kembali masuk dan china kembali memulai dengan kasus-kasus baru.
Negara yang berhasil mengatasi wabah hanya bisa bebas
dari penularan selama negara tersebutterus mengisolasi diri warganya. Kebijakan
lockdown dari sebagian negara dan sukses mengeliminasi covid-19
kemudian membuat warganya kembali melintasi batas negara atau membiarkan
kembali warga negara lain masuk tentu tidak menjamin keamanan warga negara terhadap
ancaman virus tersebut selama eliminasi secara global melalui program yang
efektif belum sepenuhnya dilakukan. Kebijakan lockdownatau mengkarantina
wilayah dalam rentan waktu yang cukup lama, justruberpotensi menciptakan
masalah-masalah baru, termasuk kelaparan atau permasalahan-permasalahan sosial
lainnya. Apalagi jika negara tersebut tidak mampumenyediakan
kebutuhan-kebutuhan primer warganya secara mandiri.
Apakah strategi yang bisa dilakukan
untuk mengakhiri pandemi ?
Herd Immunity
Herd immunity adalah perlindungan secara tidak langsung dari suatu penyakit
menular yang terwujud ketika sebuah populasi memiliki kekebalan baik lewat
vaksinasi maupun imunitas yang berkembang dari infeksi sebelumnya.Namun dampak herd
immunity covid disebut cukup berbahaya karena virus ini tergolong jenis
baru dan sangat mudah menular. Penerapan herd immunity tanpa adanya
vaksinasi, berisiko menimbulkan jatuhnya banyak korban jiwa karena infeksi yang
menyebar tak terkendali.
Bagaimana Skema Herd ImmunityDilakukan
?
Cara kerja herd immunity berjalan dengan membiarkan
populasi terpapar oleh virus. Orang yang terinfeksi virus dan lalu sembuh, lazimnya
telah memiliki antibodi yang kuat terhadap virus yang sama. Tubuh memproduksi
antibodi sebagai respon terhadap virus atau bakteri yang masuk. Bila seseorang
pernah melawan suatu penyakit, sistem imunnya telah mengenali penyebab penyakit
itu dan tahu cara mengalahkannya secara lebih cepat dan lebih baik di kemudian
hari. Dan risiko orang itu tertular oleh penyakit
yang sama lebih kecil, bahkan kebal. Karena itu, makin banyak orang yang sembuh
dari infeksi, makin banyak pula yang memiliki imunitas atau kekebalan. Dalam
skema herd immunity, mereka dapat berperan layaknya tembok pelindung bagi orang
lain yang belum terinfeksi dalam suatu populasi.
Menurut
sejumlah pakar epidemiologi, setidaknya 50-70 persen dari populasi harus
terjangkit virus ini terlebih dulu untuk mencapai herd immunity. Bahkan
ada pula yang menyebutkan sekurangnya 90 persen populasi yang terpapar untuk
mewujudkan herd immunity.
Bayangkan jika angka terpapar yang terhitung minimal
50 % dari 7,8 milyar penduduk bumi ini harus terinfeksi dulu. Artinya harus ada
3,9 milyar yang tertular. Kalau case fatality rate (CFR) adalah 3%, itu
berarti harus ada 117 juta jiwa yang harus kehilangan nyawa krn covid-19.
Melihatangka-angka tertular dan kematian tersebut, apakah kita harus menunggu
jumlah kasus termasuk jumlah kematian sebanyak itu agar covid-19benar-benar
dapat teratasi secara global? Tentu tidak !!
Cara
terbaik untuk menerapkan herd immunity adalah dengan dibarengi imunisasi
dan vaksinasi. Vaksin dimasukkan ke tubuh untuk membantu sistem imun
mempelajari virus dan melawannya tanpa harus sakit. Menurut WHO, tanpa
vaksinasi, dampak herd immunity corona bisa membahayakan populasi. Bisa
terjadi hingga sembilan gelombang infeksi hingga tercapai herd immunity.
Herd immunity pernah diteliti dalam konteks
penyebaran penyakit tanpa adanya vaksinasi. Pada tahun 1930, hedricmenemukan
bahwa setelah banyak anak yang kebal akibat infeksi campak terhadap penurunan
angka penularan pada anak-anak lain yang sebenarnya rentan. Dia menduga bahwa
ini terjadi karena sudah terbentuknya herd immunity. Akan tetapi, pada
praktiknya campak masih terus menginfeksi dunia. Barulah dengan adanya
vaksinasi besar-besaran pada tahun 1960-an, campak akhirnya bisa mulai
dilenyapkan.
VaksinasiSebagai Harapan Nyata
Dengan terus meningkatnya tren kasus baru dan kematian
akibat covid, dampaknya tentu akan merontokkan berbagai sisi kehidupan di muka
bumi ini, termasuk di indonesia. Singkatnya, covid-19 kini telah menjadi
ancaman mahaserius bagi kehidupan bersama. Hadirnya vaksin di beberapa negara
termasuk di indonesia tentu menjadi harapan. Sejarah telah menunjukkan bahwa
vaksinasi dan ilmu kedokteran telah berhasil mengatasi wabah dan meghindarkan
manusia dari permasalahan yang lebih parah.
Dari beberapa sejarah eliminasi penyakit menular, kita
dapat dapat berkesimpulan bahwa hingga saat ini, vaksinasimasih menjadi
alternatif terbaik untuk bisa sesegera mungkin membuat semua negara merdeka
dari virus ini. Dengan tingkat penyebaran sekarang ini, sepertinya mustahil
kita bisa benar-benar mengisolasi virus penyebab covid-19, kemudian
memusnahkannya sama sekali. Tanpa vaksin, virus ini akan terus beredar,
menginfeksi lebih banyak orang, sampai herd immunity tercapai di seluruh
muka bumi. Dan jika tanpa vaksin, mungkin kita akan mengulangi sejarah pandemi
flu Spanyol 100 tahun yang lalu. Kita tentu tidak ingin melihat angka-angka
kematian akibat covid-19 yang begitu besar. Oleh karenanya vaksinasi masih
merupakan asa dunia untuk segera mengeliminasi covid-19 di muka bumi. Harapan
dan doa semoga secepatnya dunia dan khususnya indonesia pulih kembali. Mari
kita bekerjasama untuk mendukukung kebijakan pemerintah “ sami’na wa Atho’na. Ayo
vaksin covid!!