Soal Tahapan Pilkada, Ketua KNPI Sulsel Angkat Bicara


Makassar, Inspirasitimur.com 
- Terkait dengan Adanya Kasus Covid-19 pada masa tahapan Pilkada di Luwu Utara dan Luwu Timur, yang melibatkan Pasangan Calon Bupati, Ketua KNPI SUl-Sul Angkat Bicara. 

Dirinya menyinggung persoalan proses Deklarasi dan Pendaftaran Pasangan Calo (Paslon) yang tidak memenuhi standar protokel kesehatan Covid-19.

"Sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka secara resmi pendaftaran pasangan calon Kepala Daerah, sejumlah pasangan calon telah melakukan deklarasi dan pendaftaran Namun demikian, saat menjelang pendaftaran faktanya ada kandidat Bakal Calon (Balon) Bupati di wilayah Luwu Raya  ada yang terpapar corana atau Covid-19 dan harus menjalani isolasi,"jelasnya 

Ketua KNPI Sulawesi Selatan, H. Andi Muhammad Arham Basmin Mattayang angkat bicara, bukan persoalan Kandidat Psslon Bupati di Luwu Utara atau Luwu Timur, Akan tetapi Tahapan Pilkada yang masih berlangsung meski dalam situasi pandemi covid yang masih belum berlalu.

"empat bulan yang lalu saya melakukan video conference (Vidcon) dengan Ketua Komisi II, Ahmad Doli Kurnia beliau juga senior mantan Ketua Umum di KNPI, Pada Vidcon itu saya mengusulkan agar Pilkada Serentak ditunda ke tahun 2022 atau bahkan sampai tahun 2023." tulis Arham Basmin dalam Voice Note Whatsapp sabtu (05/09/2020).

Akan tetapi usulan yang ditawarkan oleh H. Arham Basmin ini tidak diindahkan oleh Komisi II dan perangkat lembaga KPU RI, 

" Kami yakin betul bahwa jika Pilkada serentak digelar tahun ini, itu efek negatifnya jauh lebih banyak atau lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya," tambahya.

Lebih jauh Arham Basmin menegaskan jika dirinya tetap konsisten kurang setuju Pilkada Serentak di Indonesia tahun ini digelar di tengah wabah Covid-19, menurutya anggaran yang digunakan untuk melaksanakan Pilkada serentak lebih baik digunakan negara untuk mengcover kondisi perekonomian masyarakay tahun ini dan tahun depan.

"Fokusnya ke sana saja Pilkada bukan hal yang paling urgent di kondisi saat ini, lebih penting nyawa masyarakat, keselamatan masyarakat Indonesia dari pada Pilkada serentak di tengah wabah Covid-19," Tegas Arham.

Telepas dari proses itu, Sebagai politikus tentunya dirinya juga mendukung salah-satu pasangan calon di beberapa daerah, namun Kata Arham dirinya lebih menerima tahapan pilkada jika itu diselenggarakan secara virtual.

"Tapi, saya mendukung, jika tahapan itu lewat camping seperti di Social Media, Campaign di WA story dan sharing-sharing di grup WA.Saya kira itu jauh lebih efektif dan lebih sefety, makanya beberapa jagoan saya, itu saya nggak ikuti contoh seperti deklarasinya, pendaftarannya untuk menjaga, bukan soal kita takut covid-19 atau takut ditulari orang, jangan sampai kita yang menulari ke orang. itu yang paling penting," tutup Arham.


(*)






















Previous Post Next Post