Salurkan Bantuan ke Korban Banjir, MDMC Seberangi Sungai dan Jalan Kaki Sejauh 11 Kilometer





LUWU UTARA - Pasca banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan  pada Senin (13/07/2020) malam  dua pekan lalu, membuat ratusan warga menempati pengungsian sementara. Warga terdampak banjir di daerah terisolir seperti di Desa Maipi, Kecamatan Masamba harus diantarkan logistik oleh relawan, hali ini dilakukan karena akses jembatan di Desa Balebo,  Kecamatan Masamba terputus.


Relawan seperti Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sulawesi Selatan harus berjalan kaki selama 3 jam menuju Desa Maipi mengantarkan kebutuhan pokok dan alat penerang.

“Karena jembatan putus kami harus menyeberangi sungai lalu berjalan kaki sejauh 11 kilometer selama 3 jam untuk sampai di pengungsian warga Desa Maipi,” kata Suharno, relawan MDMC saat dikonfirmasi, Senin (27/07/2020).

Dalam perjalanan Suharno dan puluhan relawan membawa kebutuhan warga pengungsi berupa Beras, Mi Instan, Telur, Ikan asin, Minyak goreng, Lilin dan makanan instan lainnya.

“Kami disambut warga saat kami membawa bantuan, memang kondisi warga sangat memprihatinkan karena kebutuhan logistiknya masih sangat terbatas, terutama alat penerang,” ucap Suharno.
  
Selain itu, sejumlah relawan yang bermaksud mengantar bantuan ke Desa Maipi terpaksa harus di kumpul di rumah warga di Desa Balebo lalu diantar oleh warga ke lokasi karena akses terputus.

“Sudah dua kali kami kesini untuk mengantar logistik ke Desa Maipi, tapi terkendala dengan jembatan yang rusak dan banjir, sehingga kami Baznas Sinjai harus dikumpulkan dulu di rumah warga untuk kemudian disalurkan ke lokasi tujuan oleh warga dari Maipi menggunaan motor,” ujar Ahmad Mudzakir, Ketua Baznas Kabupaten Sinjai.  

Agar bantuan logistik segera tersalurkan warga Desa Maipi yang berada di pengungsian harus turun ke Desa Balebo secara bergantian mengambil dan mengangkut logistik ke lokasi pengungsian. Mereka menyeberangi sungai yang arusnya cukup deras dan mengangkat motor secara bergotong royong agar kebutuhan pengungsi segera terpenuhi.

Kondisi ini dimanfaatkan disaat air sungai Masamba surut, sebab jika kondisi air tinggi maka distribusi logistik akan tertahan dan menunggu air surut.

“Agar bantuan cepat sampai kami gunakan motor dari Desa Balebo ke Maipi dengan cara mengangkat motor di sungai, itu kalau bantuan kami ambil di Posko Induk, tapi kalau di Balebo ada bantuan dari relawan untuk warga Maipi kami angkut dengan menyeberangi sungai lalu diangkut pakai motor ke lokasi,” tutur Asdar, warga Desa Maipi.

Warga Desa Maipi berada di wilayah pegunungan Magandang dan Lero, lokasi ini merupakan lokasi terjadinya longsor dan banjir.

Banjir bandang di Luwu Utara terjadi setelah meluapnya tiga sungai yakni Sungai Rongkong di Kecamatan Sabbang, Sungai Meli di Kecamatan Baebunta dan Sungai Masamba di Kecamatan Masamba.

Sebanyak 38 orang dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian ini, warga yang hilang sebanyak 9 orang sementara jumlah korban selamat sebanyak 1.590 orang.

Previous Post Next Post