LUWU
UTARA - Pasca banjir bandang yang menerjang Luwu Utara, Sulawesi
Selatan, salah seorang ibu melahirkan di tenda pengungsian.
Seperti
yang dirasakan oleh pasangan suami istri Lubis dan Serli, warga Desa Radda,
Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, saat bencana terjadi pada Senin (13/07/2020)
dua pekan lalu, ia dan suaminya berlari menyelamatkan diri dari terjangan
banjir bandang diusia kandungannya 9 bulan.
“Waktu
banjir itu kami berupaya menyelamatkan diri dari terjangan banjir, kami
menginap di tenda pengungsian, saat saya merasakan kandungan akan melahirkan
tim kesehatan yang tangani kami di pengungsian membawa ke Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Andi Djemma Masamba, karena minim peralatan untuk ibu melahirkan,
begitu sampai di rumah sakit langsung melahirkan,” kata Serli saat
dikonfirmasi, Senin (27/07/2020).
Serli
mengatakan, di tengah pengungsian dan merindukan si jabang bayi, dirinya merasa
senang bisa menggendong si buah hatinya yang berjenis kelamin perempuan.
“Walaupun
kami di pengungsian kami sangat bersyukur bayi saya selamat, saya nyaris
melahirkan ditenda,” ucap Serli.
Pasca
banjir bandang yang melanda Luwu Utara, khususnya Desa Radda, Kecamatan
Baebunta,
tercatat
ada 3 orang pengungsi yang sudah melahirkan, yakni 1 orang melahirkan di tenda
pengungsian dan 2 ibu hamil dirujuk ke Puskesmas Baebunta.
Kepala
Pelaksana (Kalak) BPBD Luwu Utara, Muslim Muchtar mengatakan data jumlah ibu
hamil selama banjir di Luwu Utara terdapat 303 orang.
“Kalau
Bayi ada 447 orang, Balita ada 2.223 orang mereka tertangani dengan dibantu
beberapa institusi dan relawan dalam membantu dan mendampingi korban untuk
pemulihan kesehatan,” ujar Muslim.
Banjir
bandang di Luwu Utara terjadi setelah meluapnya tiga sungai yakni Sungai
Rongkong di Kecamatan Sabbang, Sungai Meli di Kecamatan Baebunta dan Sungai
Masamba di Kecamatan Masamba.
Sebanyak
38 orang dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian ini, warga yang hilang sebanyak
9 orang sementara jumlah korban selamat sebanyak 1.590 orang.
Banjir
Luwu Utara yang terjadi akibat meluapnya tiga sungai yakni Sungai Rongkong di
Kecamatan Sabbang, Sungai Meli di Radda Kecamatan Baebunta dan Sungai Masamba
di Kecamatan Masamba menurut Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah
disebabkan karena faktor cuaca iklim yakni curah hujan tinggi.
“Daerah
Aliran Sungai yang ada di Luwu Utara kalau dilihat dari kondisi air setiap hari
diatas itu sangat terjaga, cuma memang hasil analisa melihat bahwa ada satu
masalah di hulu dengan kelerengan yang curam tidak didukung dengan agregat
tanah yang kompak,” ucap Nurdin.
Nurdin
menyebut dengan kondisi itu kita bisa melihat bahwa tanah itu daya ikatnya
sangat rendah, dan lempung berpasir.
“Dukungan
yang sangat besar adalah curah hujan, tiga hari berturut-turut tanpa henticurah
hujannya antara 100 hingga 200 mm, jadi
memang sangat tinggi, sehingga ini adalah pelajaran bagi kita semua. Yang harus
dilakukan adalah normalisasi sungai, yang kedua harus kita memikirkan
masyarakat yang hidup di bantaran sungai, yang ketiga aktivitas yang ada di
atas hulu harus dievaluasi,” jelas Nurdin.