Telah digelar sebanyak 10 kali, ribuan pelanggan setia Kalla Toyota telah ikut serta hadir meramaikan salah satu ajang silaturahmi online ini.
Tak hanya itu, gelaran Customer Gathering Online ini juga hadir sebagai wadah bagi pelanggan dalam menikmati berbagai program menarik dari Kalla Toyota.
Kalla Toyota membukukan sebanyak 836 SPK dalam 10 series Customer Gathering Online.
Customer Gathering Online Series 10 sukses digelar 23 Juli 2020 lalu dengan mengangkat tema “Cara Mendidik Anak di Era New Normal”
Dua narasumber yakni Ruth Srininta Tarigan yang merupakan Kepala Program International Business Management, dan Muhammad Ramli Rahim selaku Presiden Direktur Ranu Coorp menyapa ratusan pelanggan setia Kalla Toyota melalui aplikasi zoom.
West Region General Manager Kalla Toyota, Fery Irawan juga hadir memberikan pemaparan tentang program terbaik dari Kalla Toyota.
Kalla Toyota menghadirkan program Spektakuler dengan rate yang cukup rendah mulai dari 3,7%. Juga hadir program Deal Cermat yang memberikan keuntungan 30% lebih ringan dibandingkan paket regular.
Selain itu, Kalla Toyota juga memberikan 6 benefit unggulan bagi seluruh pelanggan setianya.
Benefit yang diberikan antara lain, Spektakuler program dengan rate spesial, free angsuran dua bulan, spesial program untuk tenaga medis, spesial trade in program, free asuransi all risk selama satu tahun, dan free compliment Covid-19.
“Silahkan Kallafriends mengoptimalkan dan memanfaatkan program-program yang kami tawarkan,” pungkas Fery Irawan di akhir pemaparan.
Di situasi saat ini, dimana sekolah masih memberlakukan sistem belajar dari rumah, maka peran orang tua sangatlah penting. Memastikan anak-anak untuk mencapai target pendidikannya dirumah memiliki tantangan tersendiri.
Muhammad Ramli Rahim yang merupakan Ketua Ikatan Guru Indonesia memaparkan bahwa solusi yang paling tepat untuk melakukan proses belajar mengajar di tengah pandemi adalah proses belajar jarak jauh.
Regulasi proses belajar mengajar ini masih menunggu arahan dari Kemendikbud. Mengawasi anak dalam menggunakan teknologi juga menjadi tugas berat orang tua. “Teknologi itu seperti pisau dapur. Ia bisa bermanfaat, namun bisa juga membunuh,” pungkasnya.
Ruth Srininta Tarigan juga menambahkan bahwa dalam tahap kanak-kanak memang agak sulit membuat anak bisa duduk tenang dalam belajar online.
Hal ini disebabkan karena usia perkembangannya yang memang masih aktif untuk terus bergerak. Orang tua bisa mengatasinya dengan membuat metode pembelajaran yang lebih menarik seperti menyelipkam pelajaran tentang gardening, memelihara hewan, hingga games bersama keluarga.
“Jangan melulu kita mengarah ke akademiknya, tetapi masa TK dan SD itu kita bisa membangun life skill yang kuat dan kita harap bisa anak kita bawa hingga mereka besar,” ungkapnya.
(caca/it)