LUWU
UTARA - Bupati Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Indah Putri Indriani, memantau langsung pembagian Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT-DD) di sejumlah desa
terpencil di Kecamatan Seko. Pemantauan ini dilakukan demi memastikan pembagian
tersebut tepat sasaran dan tepat jumlah.
Untuk
sampai di lokasi Kecamatan Seko, Indah
Putri Indriani mengendarai kendaraan
roda dua dengan dengan menempuh waktu
hingga 9 jam dia atas kendaraan melewati jalan berkubang, berlumpur, dan sebagian tertutup bongkahan longsoran akibat
intensitas hujan yang cukup tinggi.
Dalam
perjalanannya, Indah Putri sesekali harus
berjalan kaki dipinggiran tebing gunung, selain itu juga bertemu dengan
sejumlah tukang ojek dengan membawa barang yang penuh di atas kendaraan sambil menyapanya.
“Saya
menghampiri tukang ojek itu dan menanyai apa saja yang ia bawa ternyata ia membawa
barang berupa bensin, garam, dan barang kebutuhan rumah tangga setiap hari,”
kata Indah saat dikonfirmasi, Sabtu (13/06/2020).
Setelah
menyapa tukang ojek, iapun mencoba mengendarai kendaraan ojek yang penuh dengan
barang layaknya si tukang ojek.
“Bayangkan
yahh, menjaga bebannya saja sudah luar biasa, berat kendaraan dengan barang dan
pengendara lebih dari seratus kilogram, dan ternyata semakin berat semakin
bagus,” ucap Indah.
Kunjungan
dalam rangka memantau pembagian BLTDD berlangsung di enam desa dari 12 desa di
Kecamatan Seko.
Di
Seko, perjalanan demi memantau langsung pembagian BLT-DD rombongan bergerak ke
perbatasan antara Kcamatan Seko dan Kecamatan Rampi, tepatnya di Desa Taloto
yang dihuni sekira 319 Kepala Keluarga.
"Kondisi
medan yang cukup berat tidak menyurutkan niat kami untuk sampai ke desa ini dan
menemui masyarakat yang sudah menunggu. Meski pandemi, kita harus memastikan
bahwa pelayanan kepada masyarakat tidak berhenti, sebab pemerintah menjadi
garda terdepan sekaligus benteng terakhir dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara," ujar Indah yang
didampingi Ketua DPRD Luwu Utara, Kepala Dinas PMD, Kabid Penanganan
Fakir Miskin Dinas Sosial, Camat, Danramil, dan Kapolsek Seko.
Di
desa yang menjadi desa pertama dikunjungi IDP pada tahun 2019 silam itu, Ia
berpesan agar bansos yang diterima dibelanjakan di dalam desa untuk memenuhi
kebutuhan pokok.
"Ini
sudah sering saya sampaikan bahwa bantuan yang diberikan tidak untuk beli pulsa
atau rokok, tapi untuk memenuhi kebutuhan pokok utamanya bahan makanan yang
bergizi demi menjaga daya tahan tubuh. Juga sebisa mungkin agar dibelanjakan di
dalam desa atau di kecamatan, agar roda perekonomian dan indeks desa membangun
tetap bergerak meski di tengah pandemi covid-19," harap Indah.
Dengan
mengendarai kendaraan ojek yang terkenal dengan ongkos termahal, ia memantau
penyaluran Bansos dengan mengunjungi Desa Tanamakaleang dan Hoyane Seko Tengah,
dan berakhir di di Desa Malimongan, Seko Lemo.
Setelah tiga hari keliling dari ibu kota Kecamatan, Seko
Tengah, dan Seko Lemo, Indah pulang dan berangkat dari Dusun Karioango melalui
ruas Malimongan - Mabusa yang menjadi kewenangan Kabupaten. Ruas ini sudah
diintervensi sepanjang 22 Km.
“Jika dulu selalu dikeluhkan karena medan yang sangat berat ditempuh bisa sehari jika hujan, maka perjalanan kali ini kami tempuh hanya sekira tiga jam saja. Mohon doata semua agar ruas yang tersisa 2 km bisa segera dibenahi,” imbuh Indah.
“Jika dulu selalu dikeluhkan karena medan yang sangat berat ditempuh bisa sehari jika hujan, maka perjalanan kali ini kami tempuh hanya sekira tiga jam saja. Mohon doata semua agar ruas yang tersisa 2 km bisa segera dibenahi,” imbuh Indah.
Masih
minimnya akses ke Kecamatan Seko membuat pemerintah daerah Luwu Utara akan
mempercepat proses pembangunan jalan agar ekonomi masyarakat di perdesaan
terbangun.
Indah
menjelaskan bahwa untuk akses jalan ke Kecamatan Seko ruas jalannya terbagi
dalam tiga wilayah besar, yakni yang pertama ke ibu kota atau Seko Padang yang
terdapat 6 desa di dalam, dari ibu kota kabupaten ditempuh dengan jarak 149,5
kilometer, kemudian dari ibu kota menuju ke Parahaleang perbatasan dengan
Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, jaraknya sekitar 80an kilometer, masih menjadi
kewenangan pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
“Sementara
kalau yang ke Seko tengah dengan jumlah 3 desa yang ruas jalannya dari
Kecamatan Sabbang, Talang dan Sae itu masih menjadi kewenangan pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan,” jelas Indah.
Untuk
ruas jalan ke Seko Lemo yaitu dari Mabusa ke Kariango saat ini sedang dibuka
oleh pemerintah Kabupaten yang selama 3 tahun ini dibiayai oleh APBD Luwu Utara
untuk pembukaan dan pengerasan jalan sepanjang 22 kilometer.
“Yang
menjadi pekerjaan rumah kami saat ini adalah bagaimana dari ruas jalan
Malimongan sampai ke Ledan, Ledan ini adalah dusun terluar yang berhubungan
langsung dengan Kaluppang, Mamuju, Sulawesi Barat, nah membuka akses di daerah
terpencil bukan persoalan yang mudah dan membutuhkan anggaran yang tidak
sedikit,” tutur Indah.