Karang Taruna Luwu Timur Minta PT PUL Ditutup Permanen




LUWU TIMUR - Ketua Karang Taruna Kabupaten Luwu Timur, Bakratan menduga adanya indikasi di lapangan terhadap PT PUL yang aktivitasnya sudah sepi tanpa ada kegiatan bahkan dinilai ada indikasi perusahaan tersebut akan lari dari tanggung jawab setelah merusak lingkungan. Demikian Kata Bakratan, Senin (13/04/2020).  

Bakratan mengingatkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk mengawasi PT PUL dengan ketat agar tidak kecolongan.

Menurut Bakratan, setelah terjadi banjir lumpur yang meluber kejalan raya beberapa hari lalu, ia dan teman-temannya berusaha masuk ke lokasi perusahaan lewat jalan tikus. Disana kondisinya sudah sepi, alat berat sudah tidak ada lagi, karyawanpun tinggal beberapa orang saja.
Demikian juga dengan Ore Nikkelnya juga sudah habis diangkut. Sementara tanggung jawab mereka untuk membenahi lingkungan sama sekali belum dilaksanakan dengan baik dan benar. Kerusakan alam akibat kegiatan penambangan sangat terlihat jelas dilokasi penambangan.
” Kondisi ini membuat kami curiga jangan sampai PT PUL lari dari tanggung jawabnya dan jika itu terjadi Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemkab Luwu Timur sudah di kibulin oleh PT PUL,” kata Bakratan.
Bakratan juga meminta dinas terkait di Provinsi Sulawesi Selatan, dan di Kabupaten Luwu Timur  segera meminta Hasil Kajian Teknis yang sudah dijanjikan PT PUL beberapa waktu lalu. 
”Saya pikir salah satu janji mereka setelah sempat ditutup sementara tempo hari, adalah membuat kajian teknis, nah ini sudah terlalu lama, Waktunya kita menagih mana itu kajian teknisnya. Jika ini tidak ada maka apa lagi yang ditunggu, tutup segera Perusahaan ini, dan tangkap semua karyawannya yang terlibat dalam perusakan lingkungan,” ucap Bakratan.
Mereka juga harus bertanggung jawab atas tinnginya limpasan air dari lokasi tambang yang membuat banjir lumpur disarana fasilitas umum. Terkait hal ini juga Karangtaruna Luwu Timur sudah mengundang sejumlah NGO Pemerhati Lingkungan, Walacea, Walhi dan lembaga lainnya yang konsen dengan Lingkungan untuk datang ke Luwu Timur melakukan advokasi.
Humas PT PUL , Andi Usman yang dikonfirmasi menerangkan, untuk sementara ini PT PUL tidak menambang, tapi melakukan pembenahan. Sudah satu bulan Alat Berat tidak berada di lokasi karena distandbykan, yang sewaktu-waktu digunakan dalam rangka pembenahan.
Demikian juga dengan Ore yang berada di lokasi tambang sudah diangkut ke stock file di sekitar Jetty. Penjelasan mengenai lumpur yang turun ke jalan nasional, sekitar dusun Saluciu, itu akibat dari curah hujan yang tinggi. PT PUL sudah melakukan pembersihan pada jalan tersebut sembari pembenahan terhadap setlingpond yang ada.
Pembenahan setlingpond yang dimaksud melakukan pembuatan sedimenpond yang baru, membenahi yang lama, ada yang dikeruk ulang, ada juga yang diperlebar. 
”Soal diameternya ini tidak bisa kami pastikan mengingat curah hujan yang begitu tinggi,” jelas Andi Usman.
Lantas bagaiman dengan Kajian Teknisnya, Usman menjawab Kajian Teknisnya sementara di negosiasikan dengan Kepala Teknik Tambangnya.

Previous Post Next Post