Arfah Syarifuddin, pembina pesantren. |
PALOPO - Pasca kejadian
yang menyebabkan 84 santri mengalami keracunan, pihak pengelola pondok
pesantren akan memperketat para pedagang
yang masuk ke dalam kompleks menjual makanan maupun jajanan.
“Setelah melalui
rapat beberapa pimpinan, jadi penjual-penjual yang ada di dalam pondok, untuk
sementara kami tutup. Mereka datang untuk menjual makanan dan jajanan seperti
sop ubi, kapurung, pisang goreng, roti dan nasi kuning,” ujar Arfah
Syarifuddin, pembina pesantren.
Sebelumnya diberitakan
Puluhan santri
Pesantren Modern Datok Sulaiman bagian putri, Kota Palopo, Sulawesi Selatan,
menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit dan puskesmas, karena mengalami
keracunan makanan yang diduga berasal dari jajanan di pondok pesantrennya.
Korban
keracunan awalnya dikumpulkan di masjid Pesantren Datok Sulaiman kemudian
mendapat penanganan dari petugas Publik Safety Center (PSC) 119 Palopo.
Anggota
tim medis PSC 119 Palopo Fadly mengatakan, sejak Rabu malam, korban keracunan
makanan di pondok pesantren itu terus bertambah.
“Tadi
malam 47 orang, dan siang ini bertambah 37 jadi sudah 84 orang. Mereka umumnya
menderita mual, muntah, sakit perut, sakit kepala dan dehidrasi,” ucap Fadly.