38 Pengungsi Asal Wamena Tiba di Luwu





LUWU - Sebanyak 38 warga Kabupaten Luwu asal Wamena yang mengungsi akibat kerusuhan beberapa waktu lalu di Wamena, Jayapura, Papua, tiba di kampung halaman. 

Para pengungsi ini difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Luwu mulai dari proses evakuasi saat terjadi kerusuhan, penampungan di Posko pengungsi hingga pemulangan, mereka diterima di rumah jabatan Bupati Luwu, Kelurahan Pammanu Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu, Minggu (13/10/2019) malam tadi sekira pukul 23.45 wita.

Bupati Luwu, Basmin Mattayang didampingi  Asisten III sekaligus plt. Kadis Sosial, Baharuddin dan Kabag OPS Polres Luwu, Kompol Samurai Anata, mengatakan dari 38 warga tersebut terdiri dari 31 orang warga Luwu, 5 orang dari Luwu Timur dan 2 orang dari Luwu Utara yang didominasi perempuan dan anak-anak.

“Kami sangat bersyukur dan bahagia melihat kedatangan warga Luwu Raya asal Wamena kembali ke kampung halaman, Alhamdulillah telah tiba dengan selamat. Kami pemerintah Kabupaten Luwu sangat gelisah memikirkan saat terjadi kerusuhan dan selalu diskusi bagaimana penanganan pengungsi pasca kerusuhan tersebut, sehingga kami langsung mengirimkan tim kemanusiaan untuk terjun langsung ke lokasi dan memberikan bantuan ala kadarnya serta obat-obatan sekaligus melakukan pendataan,” kata Basmin Mattayang.

Basmin meminta warga Luwu asal Wamena agar tetap bersabar menerima kehendak dari Allah SWT dan senantiasa berdoa agar diberi rezeki dan bisa berusaha di kampung halaman setelah kembali dari Wamena.

Ketua Tim kemanusiaan Pemerintah Kabupaten Luwu, dokter Daud Mustakim yang mendampingi rombongan mengatakan warga Luwu asal Wamena ini masih memerlukan pendampingan medis karena sebagian mengalami trauma, menderita demam dan batuk.

“Penyakit yang banyak menyerang para pengungsi adalah demam, batuk yang disebabkan oleh kelelahan dan trauma terhadap kejadian yang menimpa mereka. Selanjutnya, dalam seminggu kedepan mereka harus kembali diperiksa kesehatannya untuk menghindari timbulnya penyakit Malaria bawaan dari Papua,” Daud.

Menurut Daud, dalam menangani para pengungsi pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pemerintah setempat.

“Sudah ada instruksi ke puskesmas-puskesmas untuk melayani mereka, dan jika ada yang tidak mampu ke Puskesmas, pemerintah setempat perlu melakukan koordinasi agar petugas medis yang terjun langsung ke rumah mereka,” ujarnya.

Salah seorang pengungsi, Nurhayati, asal desa Balabatu, Kecamatan Bajo, mengungkapkan perasaan mereka saat terjadi kerusuhan di Wamena.

“Semua harta benda saya termasuk rumah habis dibakar oleh perusuh, kami hanya bisa menyelamatkan diri melewati bukit dan lembah, beruntung kami bisa diselamatkan petugas keamanan dan mendengar ada Posko dari Luwu kami mendatangi posko itu hingga kami ditangani diberi makan, minum, obat-obatan dan dipulangkan kembali ke sini,” tuturnya.

Usai diterima oleh Bupati Luwu, warga Luwu Raya tersebut kemudian diantar kerumah masing-masing menggunakan Bus Damri milik Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu dan sebagian lagi dijemput langsung oleh keluarganya dan Kepala desa dengan didampingi petugas Keamanan Polres Luwu.

Previous Post Next Post