Tim Ekspedisi Sesar Matano Temukan Fenomena Gempa Mirip di Palu


LUWU TIMUR – Tim ekspedisi Sesar Matano yang dilakukan Yayasan Skala Indonesia dengan melibatkan Ikatan Ahli Geologi Indonesia dan Badan Arkeologi Indonesia melakukan riset di darat dan melakukan penyelaman di kedalaman 40 meter di Danau Matano.
Direktur Skala Indonesia, Trini Malaningrum saat bertatap muka dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur mengatakan tim riset Sesar Matano saat ini tengah melakukan penelitian yang hasilnya akan disampaikan kemudian.  
”Saat ini tim kami masih sementara melakukan riset, nanti kesimpulan akhirnya akan kami sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, dimana penelitian ini dimulai 24-28 Juli 2019,” kata Trini Malaningrum, saat dikonfirmasi di Kantor BPBD Luwu Timur, Kamis (25/7/2019)
Menurut Trini, ekspedisi Sesar Matano dilakukan untuk mengetahui fenomena apa saja yang sudah nampak di wilayah yang dilalui Sesar Matano termasuk di kedalaman Danau Matano dan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan warga dalam menghadapi bencana gempa jika kemudian hari terjadi.
“Kami juga ingin mengetahui pemahaman masyarakat dalam menghadapi bencana gempa, kemana mereka harus menyelamatkan diri tentunya ini peran pemerintah, sejauh mana sosialisasi itu sudah dilakukan. Terus terang untuk sementara ini tim sudah menemukan fenomena itu, dan ini mirip yang ada di Palu sebelum Palu dihantam Gempa Besar.” ujarnya.
Dengan ditemukan fenomena ini, bukan berarti Gempa otomatis akan terjadi dalam waktu dekat ini, justeru dengan ditemukan fenomena tersebut Pemerintah daerah Luwu Timur sudah sangat siap .
”Fenomenanya sudah ada, maaf tidak bisa saya sebutkan seperti apa itu fenomenanya, tetapi bukan berarti gempa dahsyatnya sudah didepan mata, karena kita tidak tahu kapan itu akan terjadi. Ini harus disampaikan dengan baik jangan sampai menimbulkan kepanikan.“ ucap Trini.
Sementara itu, Kepala BPBD Luwu Timur, Muh. Zabur, mengatakan bahwa dengan adanya informasi tentang kegempaan dari tim Ekspedisi Sesar matano, pihaknya akan menjadikan hal ini sebagai perhatian dan sudah pasti akan ditindak lanjuti.
Kata dia, dalam rentan waktu Januari hingga Juli 2019 aktivitas Sesar Matano meningkat. Dan sudah mengalami 23 kali gempa bumi, walaupun skalanya masih kecil.
”Hal ini sudah patut diwaspadai, kami juga butuh informasi secara detail, dan kami akan upayakan untuk terus membuat simulasi penanganan bencana dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” imbuhnya.
Zabur meminta kepada Tim Ekspedisi Sesar Matano agar memberikan seluruh hasil penelitiannya terkait Sesar Matano jika penelitian tersebut telah rampung dilaksanakan.
Sekedar diketahui, Yayasan Skala Indonesia ini sebelumnya sudah melakukan penelitian di Sesar Palu Koro sebelum gempa Palu terjadi. Hasil Penelitian dan Solusinya sudah diberikan kepada Gubernur Sulawesi Tengah pada waktu itu, sayangnya tidak di Indahkan sehingga ketika bencana itu datang banyak menimbukkan korban jiwa.
Previous Post Next Post