LUWU – Dua Siswa di SMA Negeri 1 Luwu, Sulawesi Selatan,
mengikuti Ujia Tes Berbasis Komputer (UNBK) Selasa (02/04/2019) dalam keadan Sakit.
Keduanya mengikuti ujian Nasional Berbasis Komputer dengan
kondisi lemas, Kedua peserta tersebut yakni
Raitul Fahri dan Riyanti Nasrum. Raitul Fahri mengikuti ujian dengan
kondisi muka bagian kiri terbalut verban
dan tangan kanannya masih terpasang infus akibat dirinya telah mengalami
kecelakaan lalu lintas dua hari lalu.
Sementara Riyanti harus menggunakan kursi roda mengerjakan
ujian dan harus diawasi dan dipantau sebab kondisinya lemas.
Kedua peserta ujian yang mengalami sakit mereka diantar oleh
keluarga dan tim medis rumah sakit Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu ke sekolah
guna menghindari jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Menurut Raitul Fahri dirinya tetap bersikukuh mengikuti UNBK
karena tidak ingin mengikuti UNBK susulan pada 15 hingga 16 April mendatang.dan
kondisi dirinya yang sakit dianggap tidak mengganggu dirinya.
“Saya harus ikut ujian demi masa depan saya, dan
alhamdulillah selama mengikuti UNBK kondisi saya tidak mengganggu proses ujian
apalagi bagian rahang saya sudah sedikit membaik. Kalu masalh soal soal yang
dikerja sebagian ada yang sulit dan ada juga yang mudah,” kata Raitul saat
dikonfirmasi usai mengikuti UNBK sesi ketiga, Selasa (02/04/2019).
Orang tua Raitul, Irwanto mengatakan bahwa dirinya harus
mengantar dan menjaga anaknya dari rumah hingga selesai ujian. Orangtuanya
telah menyarankan anaknya agar mengikuti UNBK susulan saja namun tidak mau.
“Saya sudah tanya tapi dia bilang saya harus berjuang karena
semangatku tinggi, karena kalau ujian susulan saya tidak tahu sakitku ini nanti
dia bilang, dia itu baru lulus seleksi berkas calon bintara Polri, jika masih
memungkinkan dia akan ikut tahun depan,” ucap Irwanto.
Berbeda dengan Riyanti sakit yang dialaminya terpaksa
membuat dirinya berhenti menyelesaikan soal-soal, bahkan terlihat dirinya harus
terpaksa digotong oleh keluarga ke mobil untuk menjalani istirahat.
Kepala sekolah SMA negeri I Luwu, Nurdin Muin mengatakan
bahwa 2 orang siswanya tersebut dikategorkan sakit keras namun punya semangat
untuk mengikuti UNBK.
“Yang bersangkutan sebenarnya sudah kami hubungi orang
tuanya untuk ikut UNBK susulan namun demikian si Riyanti nekat untuk ujian,
karena anak ini memang anak yang berprestasi dan gigih dalam mengikuti
pelajaran, sedangkan Raitul sudah menjalani perawatan rumah sakit dan sudah
kami sampaikan ke orangtuanya namun tetap untuk memilih ikut UNBK, cuma konsekuensinya
harus didampingi para medis,” jelas Nurdin. (TI)